Monday, December 15, 2014

SENJA DI PELATARAN


Penulis: Endar Wahyuni


Senja sedikit berbeda. Langit yang biasanya menjingga kali ini memilih berwarna kuning. Entah namanya apa dan mengapa. Aku tak ingin terlalu memusingkannya. Aku hanya ingin menikmatinya bersama orang-orang yang kusayang, tidak lebih.

Kali ini aku memilih duduk santai di pelataran. Leluasa memandang cakrawala bersama lelaki yang amat kusayangi. Kami bercakap-cakap santai. Sebentar-sebentar gelak tawa terdengar meramaikan perbincangan kami. Apalagi, melihat dua kesayangan kami ikut bermain-main di halaman. Berkejar-kejaran, lalu berebut memperlihatkan aksinya pada kami.

Aiihhh..., betapa ini sangat menyenangkan bagiku. Menanti malam bersama lelaki yang begitu menyayangiku. Juga dua kesayanganku yang masih kecil-kecil dan selalu bertingkah lucu. Tanpa ragu kami bersendau gurau melepas penat. Mengukir segala kenang yang mungkin akan sangat kami rindukan nantinya.

Tiba-tiba aku ingin mengabadikan moment ini. Senja yang menguning, juga dua kesayanganku yang semakin hari semakin lucu. Kuambil ponselku, lalu mulailah jari jemariku beraksi mengaplikasikan kamera di ponsel. Jepret sana, jepret sini, mencari-cari gambar terbaik.

“Blur, tuh!” komentar lelakiku sambil mencibirkan bibirnya.

Lelakiku lalu ikut mengeluarkan ponsel dari sakunya. Dia pun ikut beraksi, potret sana potret sini. Namun, sayangnya dia tidak tertarik pada panorama langit kali ini. Dia lebih berminat pada si kecil kesayangan kami.

“Nih, lihat! Bagus, kan?” Dipamerkannya hasil jepretannya yang memang lumayan lebih bagus dari kamera ponselku.

“Yee..., iyalah, percaya. Gimana kalau tukeran?” rajukku.

“Enak aja!” sahutnya ssambil menjulurkan lidah.

Aku berusaha merebut ponselnya. Namun, rupanya dia lebih sigap. Kami pun seperti si kecil, berkejar-kejaran. Bercanda, saling mengejek, juga berebut ponsel.

“Kalian?!” tegur seorang wanita berdiri di ambang pintu.

Sontak kami langsung menghentikan aksi masing-masing. Mata langsung tertuju pada wanita itu. Sudah pasti kena semprot ini, batinku sambil menggigit bibir.

“Sudah magrib, nggak baik di luar. Sudah mandi juga masih kejar-kejaran. Ayo masuk, ajak kucing-kucingnya masuk juga. Takut jadi bulan-bulanan kucing besar,” perintah Mak.

Aku hanya meringis sambil tersenyum nakal ke arah Bapak. Lalu, tawa kami kembali pecah seiring tatapan sebal Mak melihat suami dan anaknya yang selalu begini.


JOG, En-151214





Lihat juga kumpulan FTS lainnya di sini

2 comments:

  1. senja pelataran....besok besok senjawisata ya mbk. hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siappp Mas Seno, asal bakso tusuk, lho, ya! ^^ :p

      Delete