Sunday, October 28, 2012

Bisnis Gelap ‘Like’ di Facebook

Para pengguna Facebook yang mengklik link yang berbunyi “Klik ini jika Anda membenci kanker” bisa jadi mendapatkan kejutan yang tidak menyenangkan. Link seperti gambar ini tidak berpengaruh apa-apa dan hanya digunakan untuk mengumpulkan “like” yang akan dijual. Membuat para penipu online menjadi kaya.
Like yang Anda berikan bisa membuat mereka makin kaya. (Facebook)
Begitu telah mengumpulkan banyak “like”, halaman itu kemudian dijual untuk mendapatkan uang kepada para pelaku bisnis agar mereka agar terlihat populer.

Sebuah blog yang diposkan oleh Daylan Pearce, ahli mesin pencari di Next Digital di Melbourne, menjelaskan bagaimana cara kerja penipuan (scam) dan menunjukkan bagaimana halaman-halaman tersebut dijual.

Unggahan gambar yang berisi deskripsi seperti “Klik ‘like’ jika Anda bisa melihat harimau”, atau “Berikan komentar dan lihatlah apa yang akan terjadi” digunakan untuk mengumpulkan “like” dan komentar untuk sejumlah halaman.

Begitu halamannya telah mengumpulkan ribuan “like” dan komentar, maka halaman itu akan memiliki posisi tertinggi dalam News Feed para pengguna Facebook. “Like” bagaikan mata uang bagi situs tersebut.

Pearce mengungkapkan bahwa halaman dengan 100.000 “like” dapat dijual seharga $200 (sekitar Rp2 juta).

Pearce menjelaskan dalam blognya, semakin banyak “like” dan “share” dan komentar yang didapat, semakin terbuka pula peluang mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek dan panjang.

Begitu sebuah halaman sudah mendapatkan 700 ribu “like” (dengan cara menipu), maka halaman itu akan dijual ke orang lain yang ingin populer dalam waktu cepat. Informasi halaman pun diubah — bukan lagi soal kanker, binatang dsb tetapi mengenai bisnis.

David Em, peniliti jaringan keamanan senior di Kaspersky Lab berkata, “Situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter mengalami peningkatan target kejahatan dunia maya.”

“Alasan utamanya adalah kepercayaan yang dirasakan oleh orang-orang saat berhubungan dengan para sahabat mereka secara online. Orang-orang lebih senang mengklik sebuah link yang dibagikan teman, dan rasa kepercayaan itulah yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan di dunia maya.” (Yahoo! News)





Sumber: http://id.spesial.yahoo.com/news/bisnis-gelap-like-di-facebook-nl-beautifully-different.html

Tentang Aku dan Mereka

Lalu tangan kananku menggenggam hangat tangan kiriku. Mataku terpejam mengiringi napasku. Katakan bahwa aku tak butuh berada di antara mereka. Mereka yang menuai cerita indah sembari menoreh luka yang begitu dalam untukku.

Katakan bahwa aku bisa, meski berkali mereka tak berhenti membiarkanku tenang dalam duniaku. Mereka yang tak peduli akan air mataku. Mereka yang tak punya sedikit hati untukku.

Yakinkan dalam kesendirianku, ada Tuhan yang tak pernah lekang mencintaiku, mengasihiku.

Kuhela napas panjangku. Kulepas air mata yang selalu mengintip di balik pelupuk. Tak ada yang mengerti. Mereka masih terus memberi luka. Walau aku berusaha pergi, mereka masih mengikutiku. Lalu melenggang manis di hadapanku, sembari menatap sinis.

Aku tak pernah berharap ada mereka. Tapi, Tuhan menciptakan mereka di hari-hariku untuk menguatkanku. Mengajariku arti ketulusan, keikhlasan, dan mungkin ketenangan.

Pastikan aku bukan wanita yang punya suara lantang untuk memaki, kata-kata kotor untuk mencaci.

Pastikan aku adalah seorang wanita yang punya hati yang lembut untuk menerima setiap takdirku. Punya doa yang indah untuk yang terbaik.

"Tes...!" Satu tetes airmata lagi yang jatuh, lalu berderai tak terbendung :'(

Kisah Sore

Sore ini, tak ada musik, aku memang sedang ingin menikmati suasana hening. Aku terduduk di meja yang dulu menjadi mejadi meja belajarku. Beberapa helai kertas di hadapanku. Mulai kubolak-balik, mencoba mencermati setiap angka-angka, persenan, kode-kode dan kata-kata yang terangkai menjadi rumus-rumus kerjaku yang harus kukuasai. Ah..., rumit! Ini lebih rumit dari pelajaran matematikaku dulu, tingkatan kelas terhadap seat sebuah maskapai yang berbeda-beda membuatku sulit menjadikannya di luar kepala.

Sejenak 'ku berhenti dari pandanganku pada lembar-lembar kertas itu. Kulayangkan pandanganku sejenak ke depan, luas menembus kaca jendelaku. Lalu, semilir angin sore ini melewati daun pintu yang sengaja kubuka lebaran. Ah..., ini suasana yang paling kusuka, tapi efeknya jadi mengkhayal tak jelas.

Terlintas wajahnya yang menghiasi soreku dan sorenya besok, suatu saat nanti. Ketika kami melepas lelah, duduk di beranda, menikmati secangkir teh, atau sekedar duduk berdua menikmati angin sore yang meneduhkan.

Ahhh..., aku harus terbangun dari lamunanku. Semua masih fana, dan kertas di depanku inilah prioritas utamaku saat ini. Aku harus bisa menguasainya untuk melangkah ke tahap berikutnya.

Suara adzan maghrib mulai menggema, aku tersentak, kulangkahkan kakiku, sesegera mungkin untuk mengambil air wudhu. Ini adalah saatnya aku berdua menikmati saat-saat terindah dengan-Nya, yang tak pernah henti mencintaiku dan membuka pintu maaf-Nya.

Dalam doa-doaku, terselip sebuah doa yang terakhir kuucap dan menjadi penutup doa-doaku yang indah.

"Ya Allah..., izinkan aku untuk mencintai yang terbaik bagiku, yang menjadi imamku kelak. Aku ingin, dia adalah seseorang yang baik dan yang terbaik. Dan jika yang baik akan Engkau beri yang baik pula, jadikanlah aku wanita yang punya akhlak baik, punya iman yang baik, hati yang tulus, dan punya kasih yang sederhana tapi punya keindahan tersendiri. Jika nanti dia benar adalah imamku, bimbing aku untuk mencintainya, mendampinginya hingga akhir hayat. Tuntun aku untuk selalu menyayanginya tanpa melihat yang lain. Beri aku kekuatan untuk menemaninya menjalani kerikil kehidupan. Beri aku kesabaran untuk mendengar segala keluh kesahnya. Beri aku kelapangan untuk memaafkan segala khilafnya. Beri aku kelembutan untuk menghapus setiap luka dan tangisnya. Beri aku senyum termanis untuk menemaninya tertawa menyambut rasa bahagianya. Dan jadikanlah aku makmum yang terbaik untuknya. Dan jika nanti memang benar Kau membuka pintu restu bagi kami, izinkan aku untuk menjadi ibu bagi anak-anaknya. Limpahkan kasih sayang dan kehangatan agar aku bisa menjadi yang terbaik dan terindah untuk memeluknya dan putra putri kami nanti. Aamiin...!"

Sunday, October 14, 2012

Tidak Ada yang Salah Kenapa Harus Diakhiri.??

"Tidak ada yang salah, kenapa semuanya harus diakhiri.?" Sepertinya pertanyaan ini akan membuat galau ya? Hehehehe....

Sering kali sebuah hubungan tidak bisa diprediksi akan seberapa lama bisa bertahan. Seperti halnya sebuah cinta yang tak pernah kita tahu kapan dia akan datang, atau akan berlalu meninggalkan kita.

Jadi, kemungkinan kita akan ada di suatu keadaan di mana masalah demi masalah akan terus ada dalam sebuah hubungan yang sedang kita jalani. Ada beberapa yang sering mengakhiri sebuah hubungan karena terlalu banyak masalah yang akhirnya akan memperumit semuanya. Tapi, ada pula yang sedikit demi sedikit bisa menyelesaikannya berdua.

Nah..., pada suatu ketika, di mana kita sampai di keadaan yang tenang, semua terasa baik-baik saja setelah sekian waktu berkecimpung dengan permasalahan-permasalahan yang rumit, tiba-tiba hubungan ini berakhir tanpa sebab.

Sakit memang, apalagi dengan alasan yang tidak jelas, sebab yang samar, bahkan kadang tanpa sebab. Ditambah jika kita mengingat waktu sebelumnya, di mana semua masalah bisa kita lalui dengan baik, tiba-tiba setelah semua kembali tenang hubungan ini harus berakhir.

Sulit untuk mengerti semuanya, tapi mau tidak mau pun kita harus mengerti. Cobalah ambil positifnya, ini adalah sebuah proses untuk mencapai kebahagiaan mutlak, entah dengan dia atau dengan orang lain. Hanya jangan sampai kita dendam dengannya, terlalu benci dengannya, yang ada kita sendiri yang tidak move on. So..., lihatlah kebaikan dari keputusan dia. Tenangkan diri dan jauhkan dari pikiran-pikiran buruk. Yakin bahwa semua akan mampu kita lalui.

Keep smile walau galau! Hahahahaha :p

Pagiku

       Lepas subuhku, kubuka tirai jendela itu. Awan sedikit mendung, samar-samar kulihat dedaunan yang masih berwarna kehitaman. Udara sedikit dingin, mungkin tadi malam turun hujan, bau tanah itu masih tercium. Sebegitu pulas kah tadi tidurku semalam, sampai aku tak tahu kalau hujan mengguyur kotaku.
        Aku berbalik arah menuju meja yang dulu menjadi meja belajarku. Mataku mengawasi ponselku yang tergeletak manis di sana. Kuraih, tanganku mulai beradu dengan tombol-tombol itu. Tak ada pesan penting satupun yang datang. Tapi, yang membuatku kecewa. Tak kutemui pesan darimu. Ah..., telah lama aku merindukan pesan itu, walau sekedar mengucapkan selamat pagi, atau setidaknya mengatakan bahwa kamu baik-baik saja di sana.
     Kuhampiri kembali jendelaku, kali ini walau mentari masih bersembunyi, tapi daun-daun itu telah sedikit menghijau. Ada tetesan-tetesan air yang terjatuh dari pucuk-pucuknya. Ya..., semalam memang mungkin turun hujan. Tanpa kusadari air mataku menetes. Semalam terlalu nyenyak mungkin, kulihat hadirmu dalam tidurku. Senyummu, yang tak pernah kudapat akhir-akhir ini.
     "Krek...!" Aku tersentak dari lamunanku. Kutengok kebelakang, kulihat kucing kesayanganku mengeliat lalu turun dari ranjangnya. Dengan mata sedikit sayu dia menghampiriku. Dan dengan sedikit manja dia terus berputar-putar mengelilingiku dan sebentar-sebentar menempelkan badannya ke kakiku. Kuusap-usap kepalanya, dia semakin menggeliat manja, kini matanya lebih berbinar.
     Ah..., kenapa harus kuawali pagiku dengan air mata. Ini bukan awal yang baik, kucingku saja bisa tersenyum. Ya Tuhan, bantu aku menjalani hari-hariku ini. Jaga aku dan dia di manapun kami berada. Walau saat ini dia benar-benar sudah melepas harapan-harapanku. Beri dia kesehatan selalu Ya Tuhan, beri dia kebahagiaan di setiap harinya. Dan suatu saat nanti, beri kami berdua kebahagiaan yang utuh untuk selamanya....

Amin....  :')

Friday, October 12, 2012

Bila Aku Jatuh Cinta

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang
melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatanku untuk mencintaimu

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak
melebihi cintaku pada-Mu,

Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak
berpaling dari hati-Mu.

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang
merindui syahid di jalan-Mu.

Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku
merindukan syurga-Mu.

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat
di sepertiga malam terakhirmu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang
menyeru manusia kepada-Mu.

Ya Allah, jika kau halalkan aku merindui kekasih-mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehinggah melupakan aku
pada cinta hakiki
dan rindu abadi hanya kepada-Mu.

Ya Allah Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwa-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.

Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya.
kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini
Dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar.

Lapangkanlah dada-dada
kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan
bertawakal di jalan-Mu





Melindungi Mata dari Kerusakan Akibat Layar Komputer

Hampir semua pekerja kantoran kini menatap layar komputer dalam waktu yang lama setiap hari. Tak ada yang salah dengan hal tersebut asal mata tetap dijaga kesehatannya. Jika tidak, bisa terjadi beberapa gangguan mata yang akan membuat Anda menyesal. Perhatikan poin-poin berikut ini untuk melindungi mata dari efek negatif akibat terlalu lama bekerja di depan layar komputer.

Atur posisi
Posisi yang baik ikut menentukan kesehatan mata. Mulai dari jarak, posisi komputer atau laptop, sampai posisi ruangan. Masalah umum yang terjadi ketika lama bertatapan dengan layar komputer adalah mata merah dan kering. Hal ini terjadi karena saat bekerja di depan komputer kita lebih sedikit berkedip untuk melembapkan mata.

Coba letakkan layar komputer atau laptop dengan posisi sedikit di bawah mata. Posisi ini membuat mata tidak terlalu terbuka lebar saat menatap layar komputer. Beri jarak antara monitor dan mata untuk kenyamanan bekerja. Beri jarak setidaknya 20-30 cm untuk kenyamanan menatap layar komputer.

Dinding di belakang monitor juga berperan penting untuk mengurangi kelelahan mata. Hindari latar atau dinding yang terlalu terang atau dengan motif terlalu ramai yang bisa membuat mata sulit berkonsentrasi pada layar komputer. Hal ini membuat mata cepat lelah karena bekerja ekstra.

Istirahat
Semua bagian tubuh tentu perlu waktu istirahat. Begitu juga mata yang lelah bekerja menatap layar komputer. Usapkan kedua telapak tangan Anda hingga hangat, lalu tutup mata Anda dengan kedua telapak tangan. Biarkan mata terpejam dalam keadaan gelap selama setidaknya satu menit. Jika memungkinkan, lakukan di ruangan yang tenang.

Rumus umum 20-20-20 juga berlaku untuk mengistirahatkan mata. Beristirahat setiap 20 menit, lalu pandang sesuatu yang jaraknya kurang lebih 20 meter selama 20 detik. Dengan begitu, mata bisa beristirahat dari sinar layar komputer dan pandangan jarak dekat. 

Sesekali, pijat area di sekitar mata dengan lembut. Lakukan gerakan memutar secara perlahan untuk membuat otot-otot di sekitar mata lebih rileks. Usahakan untuk berkedip cukup sering demi menjaga kelembapan mata — agar tidak kering dan iritasi.

Atur kenyamanan
Sering kali mata harus bekerja keras karena pengaturan yang tidak tepat. Saat mengetik atau membaca, atur sedemikian rupa besar huruf sehingga tidak membuat mata harus memicing. Jangan sampai mata harus bekerja ekstra keras karena pengaturan besar huruf yang tidak nyaman. Membaca atau menulis dengan besar huruf yang tidak nyaman dapat membuat mata lelah, posisi tubuh lelah karena harus mendekat ke layar, dan tubuh tegang.

Usahakan juga atur tempat kerja dengan cahaya yang cukup. Bekerja di tempat yang terlalu terang bisa membuat mata iritasi. Sedangkan bekerja di tempat yang terlalu gelap bisa membuat mata mudah lelah dan rusak. Sesuaikan tingkat cahaya monitor Anda yang nyaman.

Perhatikan gejala

Jangan sepelekan gejala-gejala yang menganggu kenyamanan mata. Hindari gejala semakin parah dengan segera berkonsultasi ke dokter. Dengan memeriksakan gangguan mata secara dini, Anda bisa menemukan penyebab dan melakukan perbaikan terhadap sumber masalah tersebut. Jika dibiarkan terlalu lama, bisa jadi kerusakannya sulit untuk dikembalikan lagi.     

Perhatikan beberapa gejala ini: Mata buram saat menatap ke tempat lain selain layar komputer, mata kering, sakit perih pada mata, sakit kepala, sulit fokus atau pandangan buram saat menatap layar komputer, mata berkunang-kunang, serta sulit membaca serta fokus pada benda jauh setelah menatap komputer. Jika gejala-gejala tersebut Anda alami, tak ada salahnya mengevaluasi kembali posisi komputer dan pola kerja Anda. Apabila setelah dilakukan perbaikan mata masih juga tak membaik, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terkait. 





Sumber : id.she.yahoo.com/melindungi-mata-dari-kerusakan-akibat-layar-komputer.htm

Untuk Kita

Cobalah mengerti...
Ini bukan hanya tentang kamu, dan aku pun tak ingin hanya tentang aku. Tapi cobalah lihat dari sisi di mana ini tentang kita.

Kita, adalah manusia yang punya rasa takut, dan punya ke egoisan. Tapi bisakah kita saling menguatkan, menekan ke egoisan masing-masing, untuk meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja ketika kita lalui bersama.

Keras kukatakan, aku pun seperti kamu, punya rasa takut yang berlebih. Cerita masa lalu yang mungkin sudah termaafkan, tapi bekas lukanya tak bisa terhapus. Aku pun takut, cerita-cerita pahit itu kembali terulang. Tapi aku mencoba percaya bahwa semua yang telah terjadi pasti ada hikmahnya. Dan semua yang akan terjadi nanti adalah kehendak-Nya, Dia Yang Maha Tau segala yang terbaik untuk kita. Tapi bukan berarti kita tidak mencoba, walau luka itu masih terlihat jelas bekasnya, walau rasa takut akan terluka lagi masih ada.

Jadi, cobalah mengerti, cobalah bangkit dari ketakutanmu. Satu detik, satu menit, satu jam....

Aku biarkan kamu masih menyusup dalam pikiran-pikiran yang menenggelamkanmu. Tapi apakah waktu berikutnya masih kausimpan ketakutanmu hingga kau takut untuk mencoba. Lalu kapan kau akan bangkit. Kegagalan itu menyakitkan, tapi dari rasa sakit itulah kita bisa mengerti arti sebuah rasa bahagia, dan rasa senang atas keberhasilan kita.

Dengar aku sekali lagi, biarkan aku menguatkanmu. Bila memang kau pun belum mau meyakinkanku. Biarkan saat ini aku sendiri yang bertahan, meyakinkan hatiku sendiri, sembari menguatkan hatimu. Hingga suatu saat nanti, kamu ada, bukan hanya untukku, tapi untuk kita. :')


# -- just for you, my ChûçkLë -- #

Surat Untuk Bunda 2

Terimakasih bunda...
Untuk kasih sayangmu hari ini. Tak jengah terus dan terus kausayangi aku. Jika ada yang bertanya siapa orang yang paling mengerti, tentu aku akan jawab itu bunda.

Bunda...
Tak lelah kau mengertiku walau suatu waktu aku tak mengertimu. Saat aku terlahir di dunia sampai detik ini pula, tak letih kauhapus air mataku. Hanya ada kau, Bunda, yang selalu di belakangku, mendukung apa yang aku lakukankan. Dan di depanku, melindungiku saat semua orang menyalahkanku.

Bunda...
Aku mohon jangan terlalu lama di luar rumah hari ini. Aku butuh engkau bunda. Hari ini aku tak ingin sendiri, aku merasa takut dengan kesendirianku, Bunda.

Cepat pulang untuk hari ini, Bunda! Aku resah jika aku harus berdiam sendiri di sini.
Maaf, Bunda, jika anakmu ini selalu dan akan selalu membutuhkanmu. Peluk aku malam nanti, Bunda, untuk menghapus lukaku. Biarkan aku berlindung dalam dekapanmu. Aku takut, Bunda..

Surat Untuk Bunda

Bunda...
Apa kabar hati bunda hari ini?
Semoga ada setitik rasa bahagia di sana.

Bunda...
Semalam kulihat tidurmu begitu nyenyak. Kutahu kau sangat lelah. Aku benci kelelahanmu, Bunda. Aku minta banyak waktumu untuk melakukan hal-hal ringan, bukan untuk menguras peluh.

Bunda...
Aku ingin menghapus goresan-goresan itu, pisau-pisau tajam yang menorehkan luka di hatimu. Mengapa kau sanggup menghadapinya, Bunda? Tersenyum agar aku tak khawatir, padahal aku tahu, sesungguhnya bunda ingin menangis.

Bunda...
Hari ini aku terluka bunda, sampai napasku tersela oleh air mataku. Bunda, terkadang ingin kutinggalkan dunia ini. Tapi aku ingat Bunda, dan kau jua yang membuat aku kuat untuk bertahan.

Bunda...
Kenapa kau menyayangiku begitu dalam, tak pernah kudapat dari siapapun. Dengar sabar kau mencintaiku, menjadikan kekuranganku ini sebagai penikmat kelebihanku. Semua sikapku dengan mudah kaumaklumi, semua salahku dengan ikhlas kaumaafkan.

Bunda...
Bagaimana aku bisa membalas cintamu, sedang kadang aku tak bisa menerima keputusanmu.

Bunda...
Orang yang paling tegar dalam hidupku, orang yang tak pernah lelah mengasihiku, orang yang tak pernah jenuh membuka pintu maaf untukku.
Aku ingin melihat senyummu, tanpa ada luka yang kausimpan.

Bunda...
Semoga Allah selalu melindungimu, dan memberimu sebuah kebahagiaan tersendiri.

Bunda...
Aku menyayangimu, lebih dari aku menyayangi insan manapun di bumi.
Peluk aku bunda, seperti waktu kecil aku menggelayut dalam gendonganmu. Hingga suatu saat nanti aku dapat memelukmu, menemanimu sampai tua nanti....

Sunday, October 7, 2012

Langkahmu, dan Langkahku

Saat kau mulai berjalan, menapak jalan yang penuh beragam jejak, tak sempat kaugenggam lagi tanganku.

"Kita berjalan bersama, ya!"

Ah..., itu sudah berlalu, terakhir kutangkap kaubilang,"Semua akan baik-baik saja." Masih sama, bahkan lebih dari yang lalu, tersimpan banyak tanda tanya mungkin di otakku.

Mungkin kita berjalan sendiri-sendiri, asalkan kita masih satu langkah, mungkin akan kuikuti langkahmu. Tapi ini, rasanya kamu tak mau menoleh ke belakang, melihat aku yang masih terpaku, bingung memikirkan sikapmu.

Mengapa tak kauambil jalan yang masih bersih, yang belum tertinggal jejak jika kau memang tak mau kembali pada jejak-jejak kita lusa. Tapi mengapa kauambil jejaknya, yang jelas-jelas banyak duri 'tuk kuinjak. Duri-duri yang dulu berjatuhan menimpa langkah-langkah kecilku, lalu terpelanting ke bagian jalan lain, jatuh seakan mengiba dan menjadi sesosok petunjuk arah bagimu, walau arah mana pada akhirnya tak kautemui.

Andai kau tahu, dan mungkin kau pun mengerti, duri-duri itu masih tajam, bahkan luka bekas tajamnya lusa pun masih belum sembuh benar. Tapi kau tak pernah mau tahu. Dengan tegasnya kau pilih jejak-jejak itu. Dan dengan bangganya kau pamerkan pada semua yang melihat kita berjalan,"Ini jalan bagus yang kulalui."

 Di mana aku, tak terlihatkah di sudut matamu sekalipun. Apakah karena aku yang tak yakin mengikuti langkah kakimu. Tak tahukah kau, masih ingin kuikuti, bahkan kusamai, tapi bukan di jejak itu.

Aku, masih membiarkanmu berada dalam arah jejak itu. Aku masih ada untukmu jika tiba-tiba duri itu terbangun dari tidur manisnya, tapi entah sampai kapan air mataku akan berhenti. Untuk sementara, atau selamanya, hingga tak pernah kusaksikan dirimu lagi dalam langkah kecilku....

Kata Dia

Aku, diajari untuk melihat. Tapi aku tak bisa melihat. Dan dia masih meyakinkan bahwa sampai detik ini aku semakin terbuka, untuk melihat. Tapi aku tak bisa dan tak merasa bisa melihat.

Dia terlalu berharap banyak, sedang aku tak peka pada setiap apa yang terjadi. Walau suatu waktu, aku katakan padanya, aku merasakan.

Dia bilang aku punya teman, tapi aku tak pernah tahu, dan tak mau tahu. Aku sendiri, hidup di duniaku, bersama semua yang ada di duniaku.

Dia masih datang padaku, dan mengatakan aku semakin peka. Tapi aku tak pernah bisa membedakan keadaanku saat ini, kemarin, ataupun lusa. Setiap perubahan itu tak pernah kusadari, dan mungkin memang tak ingin kusadari.

Yang aku tahu, ada aku bersama Dia, yang menjadi teman. Dan aku tak mengelak tentang semua yang dia katakan, tapi aku pun tak ingin mencari tahu dengan apa yang diyakinkan.

Aku, ada, sendiri, dalam heningku....

Saturday, October 6, 2012

Dia dan Air Malam Ini

"Ketenangan air pada malam hari, sama halnya ketenangan jiwa yang selau menerima apa adanya, selalu bersyukur setiap apa yang diberikan oleh-Nya"  #copas#

Dia...
Sempurna...
Walau kesempuranaan-Nya kadang tak kita sadari. Seperti saat Dia menciptakan air. Dan bulan pada malam ini. Sinarnya menerpa hamparan air, berkilau memberi keanggunan, pada butiran-butiran bak mutiara, menggenang tenang di lautan.

Dia...
 Mengajarkan ketenangan, dalam hening, saat semua umat-Nya hampir terlelap. Dalam sinar yang tak pernah habis, menjadi teman air dan malam ini yang begitu panjang.

Dia...
 Begitu juga dengan Dia, tak pernah berhenti menemani. Tak pernah berhenti memaafkan. Tak pernah berhenti menyayangi.

Hanya kita yang tak pernah menyadari, dan mungkin hanya orang-orang yang pandai bersyukur saja yang bisa mengartikan, betapa besar cinta-Nya pada kita....