“Mungkin
sudah saatnya?”
“Sepertinya
belum.”
“Jangan-jangan...,
ah, sudahlah.... Panggil bantuan!”
Suara-suara
itu terus berebut masuk ke gendang telingaku. Namun, aku tak begitu
memedulikannya dan lebih memilih sibuk dengan rasa sakit yang teramat ini. Juga
sibuk mengingat-ingat apa yang telah terjadi.
Warna merah
darah itu ternyata berimbas pada hari ini. Harusnya ada sesuatu yang terjadi
sebelum adanya bercak yang kutemukan kemarin. Otakku masih terus mencari-cari
penyebabnya sambil menahan sakit.
Sepeda! Ah,
iya..., sepeda. Tiba-tiba aku teringat benda kesayangan itu.
Beberapa
hari yang lalu, entah angin apa yang membuatku pagi-pagi pengin sekali makan
kue pasar. Padahal, kalau dipikir-pikir aku sudah tidak lagi mengalami masa ngidam. Tapi, dorongan untuk pergi ke pasar sangatlah kuat. Jadi, daripada
merepotkan orang lain, aku putuskan berangkat ke pasar sendiri naik sepeda.
Maklum, motor belum menjamur di sini.
Dibutuhkan
waktu kira-kira empat puluh menit untuk sampai di pasar. Apalagi jalannya masih
setapak. Bahkan, ada beberapa daerah yang masih berupa bebatuan. Jalanan memang
cukup licin, juga sedikit becek sisa hujan semalam.
Sesampainya
di pasar aku buru-buru menuju penjual jajanan pasar. Betapa senang ketika
akhirnya bisa mendapatkan kue yang aku pengin. Setelah membeli cukup kue juga
sayuran, aku bergegas pulang.
Aku sangat
bersemangat menempuh perjalanan pulang karena ingin segera sampai rumah dan
menikmati kue itu. Akhirnya, kupilih untuk mengayuh sepeda secepatnya melewati
jalanan yang belum juga sepenuhnya kering. Tiba-tiba...
BRUKKK...!!!
“Awww....”
Aku meringis kesakitan. Badanku tersungkur, kaki tertindih sepeda. Kucoba
bangun dan menegakkan sepeda. Tapi, perutku terasa sangat sakit. Tak ada orang
lain di situ. Aku menangis menahan nyeri.
“Biar saya
tangani.” Seorang wanita tiba-tiba datang, membuyarkan lamunanku. Dia lantas
mendekat dan memeriksaku.
“Tampaknya
memang harus prematur,” lanjutnya.
Aku sedikit
ngeri mendengarkan ucapan wanita berbaju putih polos itu. Ada rasa takut yang
terus berkecamuk. Takut untuk melahirkan secara prematur, juga takut jika
suamiku nanti tahu penyebab sebenarnya.
JOG, En-210415
*) cerita seorang Ibu di kampungku
*) kejadian pada Mei 1993
*) cerita seorang Ibu di kampungku
*) kejadian pada Mei 1993
Lihat juga FTS lainnya di sini