Sunday, January 25, 2015

SURAT KECIL UNTUK DOMPETKU

Penulis: Endar Wahyuni



Dani sedikit ragu untuk memasuki ruangan. Kalau bukan pesta ulang tahun pernikahan sahabat sendiri, sudah pasti dia tidak akan datang. Pesta dansa ini sungguh menyiksanya. Dia yakin, semua hadir dengan pasangan masing-masing. Sedang dia hanya bisa memandang iri.

“Hei, Dan! Ayo masuk!” Ronal tiba-tiba mengagetkannya.

“Hei, Bro! Selamat, ya! Tak terasa sudah dua tahun kalian berumah tangga. Mana istrimu?”

“Di dalam, lagi sama teman-temannya. Masuk, yuk! Nggak ngajak ceweknya, nih?”

“Ahhh..., kamu, kan, tahu aku belum laku-laku.”

Dalam hitungan detik, Dani sudah berada di ruangan bernuansa romantis itu. Tampak beberapa pasangan tengah berdansa atau sekadar menikmati suasana pesta. Dani hanya mengambil minum lalu duduk di kursi sendirian. Ronal sudah meninggalkannya dari tadi.

“Dani...?”

Dani terperangah. Di hadapannya sudah berdiri wanita cantik bergaun merah. Jantungnya berdegup kencang.

“Seila..., apa kabar?” Dani gugup.

“Kabar baik. Kamu gimana? Nggak nyangka bisa ketemu di sini.”

“Seperti yang kamu lihat. Merana sendirian. Katanya kamu udah nikah. Mana suamimu? Kenalin, dong!”

“Suamiku masih ada urusan. Dia menyuruhku datang sendiri. Kamu mengenalnya, kok.”

“Siapa memangnya?”

“Arif....”

Deg!

Jantung Dani terasa berhenti sesaat. Rupanya suami Seila adalah kakak tingkatnya di SMA dulu yang juga merupakan bos barunya kini. Bos tempatnya bekerja selama tiga bulan belakangan.

“Maafin aku, La. Waktu itu aku harus pergi meninggalkanmu ke negeri seberang untuk menuntut ilmu. Dan aku pun kesulitan berkomunikasi denganmu. Andai aku tetap kuliah di sini....”

“Maafin aku juga, Dan. Orang tua memaksaku menikah dengan Arif.”

Ingatan Dani kembali pada peristiwa beberapa tahun silam ketika masih memadu kasih dengan Seila. Masa-masa indah yang tak pernah bisa dilupakan. Bahkan, Dani sempat berencana ingin menikahi Seila setelah dia selesai kuliah dan mendapat pekerjaan yang layak. Tapi, kini semua harapannya sirna.

“Bolehkah aku berdansa denganmu? Sekali ini saja. Anggap sebagai salam perpisahan cintaku padamu yang harus kupendam dalam-dalam,” pinta Dani.

Seila mengangguk. Dia tak dapat menolak ajakan orang yang juga masih sangat dicintainya. Mereka lalu turun ke lantai dansa, meliuk-liuk mengikuti irama yang mengalun lembut. Melupakan luka yang menganga di antara keduanya.

Suasana yang begitu romantis melarutkan Dani dalam perasaan dan nafsunya. Sebuah kecupan mesra bersarang di kening Seila.

“Dasar! Kurang ajar!” Tiba-tiba terdengar teriakan keras dari arah meja minuman. Seorang laki-laki tampak berdiri dengan sorot mata tajam.

“Arif...,” gumam Seila.

BRAKKK!!!

Sebuah meja menjadi sasaran amukan.

“Laporan bulanan belum selesai malah ‘streaming’ di jam kerja! Ikut ke ruangan saya sekarang!” tegur Pak Boni setelah di gebraknya meja kerjaku. Aku hanya menunduk. Kuhentikan acara FTV kesayanganku. Bergegas kubuntuti Pak Boni.

“Mati aku. Potong gaji apa SP, ya, ini?” gumamku sambil membayangkan surat kecil untuk umur dompetku.


JOG, En-121114

Nb: Judul terinspirasi dari update status sosmed seorang teman


  
Lihat juga Flash Fiction lainnya di sini

No comments:

Post a Comment