Saturday, January 24, 2015

GADIS ITU, MEY...

Penulis: Endar Wahyuni



Siang ini sengaja kutemui Mey. Kami duduk berdua di beranda rumahnya. Beberapa kali kulirik wajahnya yang terlihat begitu tenang. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Yang aku tahu, dia dengan sabar mendengarkanku. Sesekali senyum manis terlihat menghiasi wajah ayu itu.

Kuceritakan semua tentang apa yang terjadi dua tahun silam. Saat aku jatuh cinta pada seseorang yang kurasa begitu mengertiku. Perempuan yang tampak cantik di mataku, bisa dibilang seksi. Derai tawanya menggugah selera. Dia gadis yang lincah, periang, humoris, juga perhatian. Dan yang paling membuatku nyaman adalah aku bisa cerita apa saja padanya. Entahlah, dia begitu memikat perhatianku.

Akhirnya, kuputuskan untuk menjalin hubungan dengannya. Aku sangat senang ketika dia bisa menerima keadaanku saat itu. Bisa memahami situasi yang pasti cukup menyulitkan baginya. Itulah yang membuatku semakin tergila-gila padanya.

“Gimana kabar dia sekarang?” tanya Mey.

“Mungkin ini memang salahku, Mey. Wajar kalau aku harus menerima resikonya,” ucapku tanpa menjawab pertanyaan Mey.

Mey menatapku sebentar tanpa berkomentar. Mungkin dia sedikit kecewa karena tak mendapat jawaban atas pertanyaannya.

“Ternyata selama ini aku salah besar. Kamu tahu? Dia sangat berbeda dengan yang aku kenal sebelumnya. Di balik semua sikap manisnya, rupanya dia sangat jauh dari yang kuharapkan. Iya, sebelum bersamaku sikapnya begitu lembut. Bahkan dia begitu sempurna di mataku. Tapi…”

“Tapi, kamu sudah memilihnya. Ingat, tidak ada yang sempurna di dunia ini,” sela Mey.

“Iya, Mey. Hanya saja, aku sangat kecewa dengan diriku sendiri. Dia yang terlihat memesona bagiku ternyata aslinya sangat memuakkan. Dia tidak sesabar yang kubayangkan. Suka marah-marah sampai benda apa pun di sekitarnya jadi korban. Kata-kata kasar setiap hari tak pernah luput. Yang paling membuatku merasa tidak dihargai adalah dia selalu meremehkanku,” jelasku.

Mey masih saja diam. Entah masih mendengarkanku atau sibuk dengan pikirannya sendiri. Bisa jadi dalam hati sedang sibuk menyalahkanku.

“Dia juga menjalin hubungan dengan lelaki lain selama bersamaku, Mey. Berkali-kali malah, terakhir aku memergoki sendiri. Saat kutanya, dengan santai dia menjawab bahwa itu wajar. Toh, belum nikah. Itu alasan yang sangat menyakitkan, Mey. Ternyata di balik sikap manisnya dulu, hatinya sungguh busuk. Aku sama sekali tak menyangka, Mey….”

“Semoga kamu bisa mengambil hikmahnya, ya!” timpal Mey.

“Maafkan aku, Mey. Mungkin ini karma. Aku telah menduakanmu dengan gadis itu. Hingga akhirnya aku lebih memilih dia. Rupanya hatinya tak sebaik sikapnya waktu awal jumpa. Aku benar-benar menyesal, Mey. Kuakui, kamu memang yang paling sabar menghadapiku. Bahkan saat ini pun kamu masih baik padaku. Aku minta maaf, Mey!”

Mey hanya mengangguk pelan. Senyum manisnya kembali mendamaikanku. Andai aku bisa kembali menjalani hari dengannya lagi, batinku.


JOG, En-111114

*) cerita dari seorang teman (tokoh ‘aku’) yang terjadi pada tahun 2012. Nama sengaja disamarkan.



Lihat juga kumpulan FTS lainnya di sini
 

No comments:

Post a Comment