Beberapa hari belakangan ini, linimasa riuh membahas tentang ‘twist’ dalam flash fiction. Hal ini sangat menarik untuk dibahas lebih lanjut. Kenapa? Karena ternyata masih ada kesimpangsiuran tentang twist itu sendiri. Beberapa teman di Twitter, berpendapat, bahwa twist di akhir cerita itu mengejutkan pembaca. Betul. Beberapa di antaranya berpendapat, bahwa twist di akhir cerita bisa saja membuat pembaca tertawa terbahak-bahak. Tidak salah. Sementara yang lain berpendapat, bahwa twist di akhir cerita itu “jleb!“. Ini juga tidak salah.
Kenyataannya, dalam beberapa flash fiction yang pernah saya baca, kebanyakan terjebak dengan ending twist yang mengejutkan lewat genre horor/thriller. Meskipun sebenarnya banyak juga yang sudah mengeksplore ending twist lewat genre lain (romance, comedy, fantasy, dll). Sejatinya semua genre berpotensi sama untuk membuat pembaca tepok jidat selesai membaca sebuah flash fiction. Kembali lagi pada kreativitas masing-masing penulis.
Ending twist adalah ciri khas flash fiction, karena
merupakan satu kesatuan utuh dari cerita yang membuatnya berbeda dengan
bentuk tulisan lainnya. Sebagai sebuah cerita yang sangat singkat,
tentunya dibutuhkan kejelian penulis untuk bisa memberikan ending twist pada flash fiction yang ditulisnya agar bisa logis dan tidak menyampingkan kaidah sebuah tulisan disebut cerita.
Nah! Untuk menambah pengetahuan tentang twist, berikut ini saya share beberapa teknik memberikan twist pada cerita oleh seorang pegiat di Writing Session, @gravelfrobisher yang disarikan dari Wikipedia. Selamat membaca dan semoga bermanfaat!
Twist adalah elemen cerita yang membuat
pembaca bakalan tepok jidat di akhir. Biasanya meninggalkan kesan ironi
yang dalam. Juga bisa merupakan fakta yang diputarbalikkan. Pokoknya
sesuatu yang tidak disangka-sangka oleh pembaca (atau, tidak
disangka-sangka oleh karaktermu).
Berikut beberapa ‘teknik’ untuk memberikan twist pada cerita:
1. Discovery
Si protagonis ‘menemukan’ suatu fakta yang sangat mengejutkan, dan
berkebalikan dari apa yang selama ini dia kira. Biasanya teknik ini
didukung dengan gaya bahasa yang persuasif, membuat pembaca jadi
‘terlena’ dan setuju dengan pendapat si karakter utama. Baru setelah
mendekati ending, dibeberkan fakta yang sebenarnya.
2. Flashback
Sepanjang cerita diberikan adegan demi adegan flashback yang
tidak jelas. Dan pada cerita utamanya sendiri semakin lama masalah
semakin kental dan gelap. Baru setelah di titik tertentu (biasanya pas
sebelum klimaks atau mendekati akhir cerita) flashback itu akan JELAS. Dan kejelasan dari flashback ini harus membeberkan fakta yang selama ini dikerudungi misteri, tentunya.
3. Unreliable Narrator
Naratornya nggak jelas dari awal, cuma pas di akhirnya aja ada satu atau
dua kalimat yang begitu ‘ngena’ dan membeberkan fakta yang
sesungguhnya.
4. Peripeteia
Ini perubahan nasib protagonis secara drastis. Misalnya dari tuan tanah tiba-tiba jatuh miskin.
5. Deus ex Machina
Dari awal sampe akhir masalah bener-bener nggak bisa diselesaikan. Eh
tahu-tahu di akhir cerita muncul satu karakter (atau mesin, atau Tuhan)
yang menyelesaikan semuanya dengan mudah. ini biasanya terjadi kalau
penulis sudah tidak tahu lagi mau memasukkan plot apa. SANGAT TIDAK DIANJURKAN
untuk menggunakan teknik ini. Selain membuat pembaca bingung, karena
masalah yang ada diselesaikan dengan begitu mudah, sebuah cerita jadi
kehilangan ‘purpose‘nya.
6. Poetic Justice
Kebaikan menang dan kejahatan kalah. Itu sih intinya. Contohnya mungkin
bisa dilihat dari penjahat yang terperangkap dalam rencana jahatnya
sendiri.
7. Chekhov’s Gun
Pernah nonton Scooby Doo? Penjahatnya dideskripsikan begitu NORMAL dari
awal. Eh tapi waktu diselidikin, didapatkan banyak petunjuk-petunjuk
aneh. (Biasanya setelah melihat petunjuknya, pembaca antara akan
menebak-nebak, atau tetap kebingungan)> EH pas di akhir cerita
dibeberkan siapa penjahatnya. Ternyata orang yang kita sangka baik tadi.
:) Ini sangat cocok buat misteri, menurutku pribadi sih.
8. Red Herring
Banyak dipakai di novel misteri atau novel detektif. Ini triknya adalah
memberikan petunjuk yang SALAH sehingga konklusi di akhirnya juga SALAH.
9. Cliffhanger
ini nama lainnya “ending menggantung”. Nggak usah dijelaskan lebih lanjut ya? ;)
10. In medias res
Trik ini adalah dengan ‘memulai’ cerita di TENGAH-TENGAH plot. Bukan di awal. Biasanya masa lalunya dirangkaikan oleh flashback.
11. Non Linear
Cerita dibeberkan dengan alur yang nggak linear. Jadi setting waktunya lompat-lompat.
12. Reverse Chronology
Bahasa indonesianya adalah~ alur MUNDUR! :)
Sisanya, silakan eksplor sendiri, ya! :)
Sumber: http://bianglalakata.wordpress.com/2013/11/11/teknik-memberikan-twist-pada-cerita/
No comments:
Post a Comment