Sunday, April 19, 2015

Lupa Status

Penulis: Endar Wahyuni



Malam semakin larut. Jarum jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Namun, Zahra belum bisa memejamkan matanya. Tubuhnya belingsatan di atas kasur, seolah tidak menemukan posisi nyaman untuk tidurnya. Sesekali, dia memiringkan tubuhnya ke kanan, lalu tak lama kemudian telentang. Selang beberapa waktu, diambilnya posisi miring kiri, sebelum akhirnya telungkup dan membenamkan wajahnya ke bantal. Begitu seterusnya, berulang-ulang namun tak teratur.

Sudah hampir seminggu ini Zahra susah tidur. Hatinya yang tengah gundah gulana itu membuatnya masuk ke dalam golongan orang-orang insomnia. Bagaimana tidak? Beberapa malam belakangan pikirannya selalu dipenuhi tentang David. Rasa bersalah, sedih, dan juga penyesalan terus berkecamuk dalam pikirannya. Apalagi bila malam tiba, sering tangisnya buncah tak tertahan.

Dengan malas, diraihnya ponsel yang daritadi memang tak bersuara itu. Bukan hanya tadi, beberapa hari ini memang ponselnya sangat senyap. Tak ada pesan masuk, terutama dari orang yang sangat dirindukannya.

“Kamu bener-bener udah lupa, ya?” ucapnya lirih ketika melihat layar ponsel yang masih sama seperti sebelum-sebelumnya, kosong tanpa pesan.

Air mata mengalir dari sudut matanya. Terlintas lagi kenangan-kenangan indah yang harus terhapus oleh kebodohannya sendiri. Kebodohannya karena telah mencoba mencari sosok lain demi mengobati kejenuhannya. Kebodohan yang selalu disesalinya sampai detik ini.

“Maafin aku, Dav. Aku benar-benar khilaf waktu itu,” lanjutnya pelan dalam kesendirian.

Tiba-tiba, terlintas dalam benak Zahra untuk mengecek akun facebook David. Jarinya kembali sibuk menyentuh tombol ponselnya. Hatinya berdebar-debar, menebak kira-kira apa yang akan dilihatnya nanti. Matanya melotot ketika layar ponselnya kini telah menampilkan akun orang yang membuatnya begadang tiap malam itu.
                                                                                
Ternyata aku masih butuh. Tapi, malam ini kamu sudah tak ada... :'(

Dibacanya dengan saksama update status terakhir di akun facebook mantan kekasihnya. Tulisan itu baru saja dipampang kurang lebih sepuluh menit yang lalu. Jantung Zahra berdebar hebat. Otaknya terus berputar mengartikan makna tulisan tersebut. Beberapa saat kemudian, tampak selengkung senyum menghiasi wajahnya.

Dalam sekejap, keluarlah dia dari tampilan facebook. Tangannya bergegas memencet tombol panggilan. Dia yakin David masih terjaga.

“Halo!” sapa lelaki di ujung telepon setelah beberapa waktu Zahra mendengar nada tunggu panggilannya.

“Dav….”

“Kenapa, Ra. Dini hari gini telepon?”

“Dav, kita itu kaya’ anak kecil, ya. Dan kita terlalu gengsi. Sudahlah, aku minta maaf. Kita coba lagi semuanya dari awal, ya. Aku tahu…”

“Maksudmu?” potong David seraya mengeryitkan dahinya.

“Iya, aku tadi lihat statusmu di facebook. Kamu juga masih sayang aku, kan? Ternyata kita sama. Begadang cuma gara-gara galau. Padahal, kita sama-sama masih saling membutuhkan.”

“Maksud statusku itu kopi, Ra. Lupa, ya, kenapa jam segini aku masih melek?” jelas lelaki berseragam satpam yang tengah kehabisan kopi.


JOG, En-311214


Lihat juga Flash Fiction lainnya di sini

No comments:

Post a Comment