Sunday, April 21, 2013

LIFE (part 1)

Lepas maghrib, kurebahkan badanku di kasur. Ahh..., rasanya sudah lama aku tidak bertemu kamarku ini. Kenapa, ya, tidur di kamar di rumah sendiri itu rasanya lebih nyaman daripada di kamar kosku? Mungkin karena gratis kali, ya? Hehehe....

Penat kerjaan siang tadi rasanya pengen aku muntahkan, otakku sudah muak dengan semua yang makin tak karuan. Rasanya pengen banget aku bercerita tentang semua ini pada dia. Kuintip ponselku. Ahh..., bahkan pesanku sejak tadi pun tidak ada balasan darinya, entah apa yang menyibukkannya.

Kututup mataku, rasanya gak enak, aku buka lagi, rasanya penat. Tak ada yang membantuku nyaman petang ini. Bahkan sosial media pun sudah semakin tak kuindahkan akhir-akhir ini. Aku mulai tak suka dengan status-status yang silih berganti itu.

Kedua orangtuaku seperti biasa sudah di sampingku. Tapi mereka sibuk sendiri, eh..., berdua maksudnya :D
Aku tidak begitu tau apa topik pembicaraan mereka. Rasa penat kali ini cukup membuatku malas mengikuti obrolan mereka, ditambah kabar dia yang tak menentu.

Tiba-tiba aku merasakan telinga kananku agak sakit. Aku raba dengan jari kelingkingku. Ada darah :(
Darah apa ini Tuhan, apa yang terjadi padaku, selama ini kurasa baik-baik saja dengan kesehatanku. Aku takut, takut dengan keadaanku, takut untuk bicara dengan kedua orangtuaku.

Kumiringkan tidurku sehingga bahu kiriku tertindih, pikirku supaya darah ini tidak akan menetes. Sekali lagi kuperiksa dengan jari kelingkingku, aku berharap tadi cuma salah lihat. Tapi....

Sekali lagi darah itu dengan jelas ada di jari kelingkingku. Ya Tuhan, semoga semua baik-baik saja, semoga ini hanya karena ada luka kecil di daun telingaku. Lalu aku harus ngomong semua ini pada siapa.? Aku bingung....

Tiba-tiba ponselku berbunyi menandakan ada pesan masuk. Dari dia, dengan mata yang berbinar aku buka pesannya. Sejenak kami pun berbalas pesan. Rasanya ingin kuceritakan ini padanya. Tapi kabar dari dia membuatku makin tak tenang, dan akhirnya kuurungkan niatku untuk menceritakan ini. Ahh..., entah apa yang ada di pikirannya. Yang jelas aku khawatir keputusan yang dia ambil bakal berpengaruh lebih buruk bagi dirinya sendiri. Jujur, hal paling aku takutkan adalah melihat dia gagal, dia kacau, aku tak ingin itu terjadi.

Dan kali ini aku harus mendengarkan setiap ceritanya, men-support apapun keputusannya, dan membuat dia yakin bahwa dia bisa melalui masa-masa sulitnya ini. Walau di satu sisi pun aku harus menenangkan diri bahwa aku baik-baik saja.

Ya Tuhan, beri kami kebaikan dalam setiap detak dan detik kehidupan ini. Aku ingin semua akan baik-baik saja dan berjalan sebagaimana mestinya. Lindungi kami Ya Tuhan, dan beri kami sesuatu yang baik untuk kami.... :)
Aamiin....

No comments:

Post a Comment