Penulis: Endar Wahyuni
Matahari mulai turun saat Rido bersantai di
taman kampusnya. Suasana sore ini cukup bersahabat. Semilir angin berembus,
seakan ingin memberikan ruang istirahat yang nyaman bagi yang baru saja melalui
hari penatnya.
“Bro, ngelamun aja, nih?” Suara Ega tiba-tiba
mengagetkan Rido yang sedang manyun memandangi layar ponselnya.
“Perasaan itu ponsel nggak nyala, deh.
Ponselmu rusak, Bro?” tanya Ega lagi yang mulai kesal sejak tadi dicueki.
“Yang rusak bukan ponselnya..., tapi hati
gue. Puaasss...?!” Rido semakin menekuk wajahnya.
“Kenapa, Do? Cewek? Halah..., hari gini masih
galau gara-gara cewek? Payah, Lo!”
“Bisa diam, nggak? Udah tahu temannya lagi
galau berat gini. Bukannya kasih solusi, ee..., ini malah tambah bikin kesel....”
“Iya, Sayang, ada apa gerangan?” tanya Ega
dengan nada yang sengaja dimanja-manjain sambil terkekeh.
“Gila, Lo! Gini-gini gue masih normal.
Memangnya kamu yang sampai detik ini masih jomblo!” Rido mencibir.
“Biar jomblo gini tapi aku nggak pernah
galau!” Ega nggak mau kalah.
“Udah... udah! Kalau cuma mau rusuh, sana
pergi!” Rido pasang muka masam lagi.
“Ye..., gitu aja ngambek, kayak cewek aja.
Ada apa?”
“Nggak tahu, nih. Dia bikin gue galau tiap
hari. Maklum, LDR....”
“Hahaha! Ada yang lagi LDR rupanya.” Ega
tidak bisa menahan tawanya. Rido pasang tampang ganas. Ega hanya meringis
lantas diam lagi.
“Bawaannya itu pengin ketemu, terus bisa
ngobrol bareng, makan bareng, pokoknya dunia milik berdua, deh!” Rido menatap
bunga-bunga di depannya yang bergoyah tertiup angin.
“Tapi keadaannya nggak bersahabat, gue SMS
dari tadi nggak ada balasan sampai sekarang,” lanjut Rido lesu.
“Bro, yang namanya LDR itu harus super sabar
kelas dewa. Yang terpenting komunikasi. Soal ketemunya kapan, itu nanti pasti
juga ada saatnya. Kan, malah seru. Lama nggak ketemu, sekali ketemu bisa
kangen-kangenan, tuh!” Ega bergaya sok bijak.
“Memang rumahnya di mana, Bro?”
“Jalan Kenari nomor 20....”
“Lha, itu kan seberang rumahmu, Bro. Atau dia
sekarang lagi di luar kota, ya? Ciee..., yang pacarnya cuma lima langkah tapi
ditinggal berkelana,” goda Ega.
“Dia sekarang juga di rumahnya,” jawab Rido
tanpa memedulikan Ega yang masih tertawa.
“Lah...?” Ega melongo, bingung.
“Namanya juga LDR. Kata orang bule Long
Distance Relationship. Yang artinya hubungan jarak jauh. Gue sama dia emang
jarak jauh, jauh banget malah. Tapi, bukan jarak rumah. Jarak hatiku ke hatinya
itu yang super jauuuhhh...!!!” jelas Rido tanpa merasa bersalah.
“Ampuunnn...!!!” Ega pasrah dengan kepintaran
temannya itu. Teman yang kenyataannya juga masih sama-sama jomblo.
JOG,
En-151014
Lihat juga Flash Fiction lainnya di sini
No comments:
Post a Comment