Penulis: Endar Wahyuni
Cakrawala mulai
tawarkan semburat jingga. Siluetnya begitu asyik memagut senja. Alunan ombak tampak memesona dalam pelukan
keemasan. Menemani buih-buih asin mencumbui butir pasir pesisir.
Sementara, di tepi pantai, seorang
gadis cantik---sebut saja Babytha---tengah duduk di hamparan pasir putih. Playlist ‘Ngamen 1’ hingga entah ngamen
berapa mengiringi hatinya yang gelisah, gundah gulana menunggu sang pujaan.
Sesekali, dilihatnya arloji yang tersemat manis di tangan kirinya.
Selang beberapa
waktu, dari jauh tampak seorang lelaki yang teramat dia kenal. Lelaki bertubuh
jangkung dengan senyum menawan. Aiihhh..., betapa lelaki itu sangat menarik di
matanya. Lelaki itu---yang biasa dipanggil Babychan---semakin mendekat. Bukan
dengan kuda putih, melainkan dengan kendaraan kesukaan mereka. Yang tidak lain
adalah seekor tronton. Eh... sebuah tronton maksudnya.
“Maaf akuuhhh…akuuuhhh telat!” ucap Babychan setibanya di
depan Babytha.
Sementara,
Babytha masih pasang wajah cemberut dengan bibir dimonyongkan beberapa centi.
“Jangan manyun
gitu, dong! Nggak imut, ah. Jeyyeeek!” goda Babychan.
“Habisnya pake
acara telat. Katanya mau lihat ‘sunset’ bareng. Itu, udah aku siapin
camilannya!” Babytha mengarahkan telunjuknya pada segerombol botol bayg*n dan beberapa plastik cabai
merah.
“Ah, kamuuhh celalu..., sini, sini peyuukkk!” ujar Babychan seraya
merentangkan tangannya dan melangkah maju.
Babytha deg-degan
tak menentu. Dia pun siap menerima pelukan lelaki di hadapannya itu. Tapi...
“Eh, kok...?”
Babytha bingung mengapa yang dipeluk bukan dirinya, melainkan sebotol bayg*n besar.
“Hahaha, aku,
kan, juga harus sayang ini dulu biar dapet perhatian terus dari kamuuuh. Sini, duduk!” ajak Babychan.
Kali ini mereka
telah duduk berdua sambil menikmati panorama laut. Tak lupa terus mengunyah
cemilan cabai merah dan bersulang baygon.
“Oh, ya, ini buat
kamu.” Babychan menyodorkan
sebuah kotak kecil warna merah muda.
“Selamat
ulang tahun, ya! Semoga tambah endut, tambah imut, tambah sayang sama
akuuuhhh,” lanjut Babychan.
Babytha
menerima kado tersebut dengan pipi merah merona. Senyum malu-malu menghiasi
wajahnya yang---kata Babychan---ayu.
“Spidol biru?”
tanya Babytha sedikit kecewa ketika mendapati isi kotak kado tersebut.
“Iya. Buat
mewarnai tanggalan. Supaya biru semua. Supaya nggak ada hari libur untuk
mencintaimu dan sebaliknya,” terang Babychan dengan wajah polos.
Babytha
cengar-cengir mendengar jawaban sang kekasih. Hatinya serasa ditumbuhi lagi
beberapa puluh bunga berwarna-warni.
Tik…tik…tikk!
“Duh,
hujan, Beb!” seru Babytha.
“Heh…
hujan apaan?!” Riski mencipratkan air ke wajah Babytha.
Babytha
tersadar dari lamunannya.
“Bengong
sambil senyum-senyum sendiri. Seneng kali ditungguin pacarnya di belakang. Cie,
cie…!” ledek Mayang.
“Iya,
nih. Tumben aku tanyain soal pendingan malah senyum-senyum. Biasanya, kan, ketus
jawabannya!” Babychan yang daritadi di belakang Babytha ikut menggoda.
Jakal,
EN-211214
Nb:
- Ijin share
untuk ‘meramaikan’ ulang tahun Mbak Desta. Mohon diabaikan jika kurang berkenan
:D
- Cerita ini
hanya fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama itu memang disengaja
- Meminta
maaf khusus kepada Mbak Desta dan Mas Candra karena penulis telah mengambil
beberapa suku kata dari namanya sebagai tokoh utama cerita ini
- Akhir kata,
selamat ulang tahun Babytha :p semoga dan semoga ^_^
No comments:
Post a Comment