Friday, July 11, 2014

LIFE (part 6)

Ikut seneng rasanya ketika aku mendapat kabar langsung dari orang terdekatmu bahwa sebentar lagi kamu lulus. Ya..., itu hal yang paling sering kamu omongkan atau bahkan kamu keluhkan dulu. Selamat ya...! Akhirnya sebentar lagi kamu bisa mencapai target kamu itu, walaupun agak melenceng dari target awal, setidaknya ada hal lain diluar target sebelumnya yang bisa kamu kerjakan..

Hemmm..., sudah lama aku tidak mencari tahu tentang kamu. Sampai suatu hari aku lihat di time line media sosial ternyata kamu sudah mulai menyambut berita gembiramu itu. Pasti seneng, ya, orang yang dapet kabar gembira itu langsung dari kamu. Iya..., pantas saja, sih, bagi orang yang tak pernah lelah menemanimu, kasih semangat, support, sampai gurauan pelepas penatmu.

Itu lah sebabnya aku memilih mundur dari semua cerita ini, sampai aku sudah lama tidak tahu kabar kamu, lama gak cari tahu tentang kamu, lama gak nulis apapun tentang kamu, lama gak membicarakan banyak hal tentang kamu.

Aku sadar, aku pun tak menginginkan keputusanku saat itu. Tapi ada hal yang lebih besar yang menyadarkanku, bahwa untuk saat itu memang itulah hal yang terbaik. Tidak sebentar waktu di mana kita saling terikat. Tapi aku tahu, dalan kurun waktu yang tidak sebentar itu aku tidak bisa mengenalmu, atau memang aku yang terlalu naif untuk mengenalmu lebih jauh. Jangan tanya soal perasaan. Itu lebih besar dari yang kamu kira. Tapi kalau waktu itu kamu berpikir aku menyia-nyiakannya, itu wajar. Ada keadaan di mana aku berbenturan dengan prinsip, hati, boleh dan tidak boleh yang sulit orang lain mengerti, mungkin termasuk kamu.

Oke..., pada intinya, banyak hal yang aku tidak tahu tentang kamu, dan kamu tidak tahu tentang aku. Banyak waktu di mana saat-saat penting yang aku tidak ada disisimu, atau kamu tidak ada bersamaku. Banyak hal yang terlalu egois, aku tidak mengerti maumu dan kamu juga tidak mengerti keinginanku. Banyak perbedaan prinsip yang entah penyampaiannya saja yang beda atau memang dasarnya sudah berbeda.

Ketika aku berani mengambil keputusan itu, maka semua yang terjadi sampai saat ini aku tak mengerti. Bahkan mendengar kabar gembiramu pun aku tidak tahu bagaimana aku harus bersikap. Aku tidak tahu harapan apa yang akan aku panjatkan. Aku tidak tahu doa apa yang akan aku lantunkan. Tapi aku ingin sekali suatu saat nanti semuanya akan baik baik saja. Aamiin....

No comments:

Post a Comment