Abu Hurairah r.a. berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah saw.
bersabda, Seorang laki-laki dari Bani Israil telah berkata, Saya akan
bersedekah. Maka pada malam hari ia keluar untuk bersedekah. Dan ia a
telah menyedekahkannya (tanpa sepengetahuannya) ke tangan seorang
pencuri. Pada keesokan harinya, orang-orang membicarakan peristiwa itu,
yakni ada seseorang yang menyedekahkan hartanya kepada seorang pencuri.
Maka orang yang bersedekah itu berkata, Ya Allah, segala puji
bagi-Mu, sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri. Kemudian ia
berkeinginan untuk bersedekah sekali lagi. Kemudian ia bersedekah
secara diam-diam, dan
ternyata sedekahnya jatuh ke tangan seorang wanita (ia beranggapan bahwa
seorang wanita tidaklah mungkin menjadi seorang pencuri). Pada keesokan
paginya, orang-orang kembali membicarakan peristiwa semalam, bahwa ada
seseorang yang bersedekah kepada seorang pelacur. Orang yang memberi
sedekah tersebut berkata, Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya
telah sampai ke tangan seorang pezina.
Pada malam ketiga, ia keluar untuk bersedekah secara diam-diam, akan tetapi sedekahnya sampai ke tangan orang kaya.
Pada keesokan paginya, orang-orang berkata bahwa seseorang telah
bersedekah kepada seorang kaya. Orang yang telah memberi sedekah itu
berkata, Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Sedekah saya telah sampai kepada
seorang pencuri, pezina, dan orang kaya. Pada malam berikutnya, ia
bermimpi bahwa sedekahnya telah dikabulkan oleh Allah swt. Dalam
mimpinya, ia telah diberitahu bahwa wanita yang menerima sedekahnya
tersebut adalah seorang pelacur, dan ia melakukan perbuatan yang keji
karena kemiskinannya. Akan tetapi, setelah menerima sedekah tersebut, ia
berhenti dari perbuatan dosanya.
Orang yang kedua adalah orang yang mencuri karena kemiskinannya.
Setelah menerima sedekah tersebut, pencuri tersebut berhenti dari
perbuatan dosanya. Orang yang ketiga adalah orang yang kaya, tetapi ia
tidak pernah bersedekah. Dengan menerima sedekah tersebut, ia telah
mendapat pelajaran dan telah timbul perasaan di dalam hatinya bahwa
dirinya lebih kaya daripada orang yang memberikan sedekah tersebut. Ia
berniat ingin memberikan sedekah lebih banyak dari sedekah yang baru
saja ia terima. Kemudian, orang kaya itu mendapat taufik untuk
bersedekah. (HR-Bukhari)
Sumber: http://kisahislami.com/2013/05/06/kisah-sebuah-doa-dari-sedekah-yang-ikhlas/
No comments:
Post a Comment