Suatu malam gadis itu sedang makan. Tiba-tiba datanglah seorang pengemis
yang berdiri di ambang pintu. Berikan aku sedekah semata-mata karena
Allah meskipun hanya sepotong roti. Ucap pengemis itu dengan wajah
berseri-seri.
Gadis itu segera beranjak dan menghampirinya. Ia memberikan sepotong
roti kepada pengemis itu dengan ikhlas. Senyumnya menandai betapa ia
sangat senang memberikan sepotong roti kepada orang yang jauh lebih
membutuhkan daripada dirinya. Bersamaan dengan itu, ayahnya yang kikir
baru saja datang dari bekerja. Rupanya sang ayah mengetahui perbuatan
ankanya yang dianggap sangat keterlaluan. Ia melotot dan memarahi anak
gadisnya.
Setelah memarahi habis-habisan, dengan emosi yang tak terkontrol, sang
ayah kemudian bergegas pergi ke dapur dan mendapatkan pisau yang tajam.
Sebentar saja pisau itu sudah sampai di hadapan anaknya. Dipegangnya
tangan kanan anak itu dan dengan serta merta pergelangannya dipotong.
Sang ayah rupanya tak mau peduli apakah anaknya akan cacat atau tidak.
Tak lama kemudian
usaha orang kaya itu bangkrut. Semakin lama semakin menurun dan akhirnya
benar-benar menjadi orang miskin. Hutangnya menjadi banyak dan
membebani pikirannya sepanjang hari dan malam. Bekas orang kaya itu
jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Beberapa waktu setelah itu,
istrinya pun meninggal dunia pula.
Kini gadis itu menjadi sebatang kara. Sementara itu, perekonomian di negeri
Israil kembali pulih. Orang-orang yang sebelumnya miskin kini menjadi
makmur. Dan gadis itu terpaksa menjadi pengemis demi menopang kebutuhan
hidupnya.
Suatu ketika ia berdiri di depan rumah bagus dan mewah. Ia berharap
pemilik rumah kaya itu memberi sepotong roti atau apa saja yang dapat
dimakan untuk mengganjal perutnya.
Sesaat kemudian keluarlah seorang wanita setengah baya dan menghampiri
gadis tersebut. Ia memandangi gadis itu dengan penuh simpati. Akhirnya,
gadis itu kemudian diambil anak angkat. Wanita pemilik rumah mewah itu
diam-diam mempunyai rencana untuk menjodohkannya dengan anak lelakinya
yang pergi merantau ke negeri orang dan tak kunjung mengirimkan kabar.
Setelah anaknya pulang, segeralah gadis itu dikawinkan dengannya. Mereka
menggelar pesta meriah dan mengundang kenalannya yang rata-rata orang
kaya dan pejabat di negeri itu.
Di tengah pesta perkawinan yang digelar, sang pengantin laki-laki merasa
kurang senang melihat ulah istrinya yang dianggap kurang sopan, karena
makan dengan tangan kiri. Pengantin laki-laki berusaha menegurnya.
Tetapi pengantin wanita itu tetap merasa sulit karena selama ini ia menyembunyikan cacat tangannya sehingga tak seorang pun tahu.
Tiba-tiba terdengar suara dari luar,
Keluarkanlah tangan kananmu. Sungguh, engkau pernah bersedekah sepotong
roti dengan ikhlas karena Allah. Maka tanganmu sempurna kembali seperti
semula!
Mendengar suara tersebut, terpaksa pengantin wanita mengeluarkan tangan
kanannya. Terjadilah suatu keajaiban: telapak tangannya yang terputus
itu berubah seperti sediakala. Pengantin wanita itu sangat heran melihat
kejadian yang sangat menakjubkan itu.
Itulah keberuntungan orang yang ikhlas bersedekah, walau hanya sebatas
roti. Sungguh balasan Allah jauh lebih besar dari apa yang kita
bayangkan. Kedermawanan seorang gadis dalam kisah di atas menunjukkan
bahwa sedekah merupakan wujud dari kepedulian sosial yang penting dikedepankan
Petikan didalam kitab Tanbihul Ghafilin dijelaskan juga bahwa sedekah
itu tidak hanya membawa keberuntungan di akhirat saja sebentuk keyakinan
yang dianggap abstrak oleh kebanyakan orang. Akan tetapi di dunia pun
banyak keberuntungan-keberuntungan yang luar biasa dahsyat.
Sumber: http://kisahislamiah.blogspot.com/2013/01/kisah-keajaiban-sedekah.html
No comments:
Post a Comment