Tuesday, November 13, 2012

Fase - Fase Dalam Doaku

Inilah, ketika aku disanjung rasa bahagia, berluap sampai suatu saat tak terbendung. Lalu banjir air mata menggenangi kediamanku. Di tinggal pergi orang yang dikasih, bukan pergi untuk selamanya, melainkan pergi demi wanita lain. Maka, tanpa sadar terucap doa yang menjadi fase-fase dalam setiap kurun waktunya. Inilah harmonisasi kehidupan, meluap dalam alunan cinta yang menyeret pada hal-hal yang menjadi terlihat cengeng. Tapi cinta adalah anugrah, yang menjadi indah bila bisa dimengerti....

Fase Pertama:
Saat itu kulihat kau memilih dia. Masih terselip doa dalam shalatku.
"Ya Allah..., kembalikan dia untuku, bukalah hatinya untuk dapat mengerti betapa aku sangat menaruh hati padanya dan ingin bisa berbagi dengannya selamanya."

Seiring berjalannya waktu ternyata kau tak kunjung datang. Semakin terombang ambing hatiku dalam ketidak pastian, padahal kau sudah pasti meninggalkanku. Maka...

Fase Kedua:
"Ya Allah, jika dia memang jodohku, kembalikanlah, dekatkan kami kembali. Tapi, jika dia tercipta bukan untukku, maka jauhkanlah aku darinya, sudahilah rasaku untuknya ini, Ya Allah!"

Dan fase ini berjalan cukup lama, karena dalam hati kecil berharap Tuhan akan mengembalikanmu padaku. Tapi tampaknya semua semakin menjauh. Kulihat kau begitu bahagia dengan yang lain. Inilah saat-saat terhebat untuk menentang hati nurani dengan pikiran logis. Hingga pada akhirnya...

Fase Ketiga:
"Ya Allah, apakah dia memang tak Kauciptakan untukku? Jika memang ini yang terbaik untukku dan untuknya, beri aku kekuatan dan ketegaran untuk melihat ini semua. Beri aku keikhlasan untuk melepasnya. Seka air mataku, Ya Allah. Semoga apa yang terjadi selama ini dapat kuambil hikmahnya, karena aku yakin, apa yang Kauberi itu lebih baik dari apa yang kurencanakan."

Inilah fase di mana ada transisi antara tidak rela dan belajar mengikhlaskan semuanya. Mungkin dalam fase ini akan lebih banyak berbicara pada Tuhan. Menguatkan hati dengan mendekat pada-Nya.

Lalu ketika semua telah kembali normal, ketika sudah tidak ada lagi amarah dan kebencian, maka satu doa mampu terucap ringan dalam setiap shalatku.

Fase Terakhir:
"Ya Allah, jadikanlah aku wanita yang pemaaf dan tidak pendendam, yang punya hati tulus untuk selalu memaafkan, yang punya kelapangan untuk mengikhlaskan semua yang terjadi di masa lalu. Ya Allah, aku yakin Engkau tahu apa yang kubutuhkan dan apa yang terbaik untukku. Gantikanlah apa yang menjadi lukaku kemarin menjadi sebuah kebahagiaan dengan pilihan-Mu. Aku percaya Engkau selalu melimpahkan kasih sayang-Mu. Terus beri aku senyuman untuk menjalani hidup bersama orang-orang yang kusayangi maupun yang menyayangiku. Aamiin!"  :')


Lantas kurapikan mukenaku, bergegas, hari ini aku bertemu dengan orang-orang hebat, orang-orang ceria. orang-orang yang penuh cita dan cinta, orang-orang yang menggunakan air matanya sebagai tempat instropeksi. SMILE ;)






--special for my Chuckle, all are equally,
but life must go,
I hope you're come back before I closed my heart, because no matter how much my love,
will all be worth it when you really do not come back--

No comments:

Post a Comment