Wednesday, January 16, 2013

:'(

Sepenggal sore,
melukiskan lagi episode yang terlewat.

Sejenak sayup angin mengusap air mata, dan jemariku masih bermain-main, aku tak sanggup.

Entah untuk yang keberapa kali, rasanya jari-jemari ini sudah tak bisa lagi menghitung. Rasa yang kian terulang, lagi dan lagi.

Bodohnya aku yang tak pernah mampu benar-benar pergi. Enggan, tak tega, atau memang tak pernah bisa. Rasa yang membelenggu hingga menimbulkan rasa yang lain. Senang, sedih, suka, duka, bahagia, bahkan sakit yang begitu sangat, mencoba pada titik ketulusan namun bekas itu masih begitu perih.

Aku takut,
takut tak pernah bisa lepas, tapi tak juga bisa memiliki sepenuhnya. Segala tanya yang hanya sesak di dada. Dan tak ada yang bisa menjawab. Sedikit demi sedikit waktu menyamarkan pisau-pisau tajamnya, tapi pedih ini, masih jelas menyentuh lukaku.

Dan entah berapa besar aku percaya, meneguhkan diri. Tapi rasa takut itu masih ada, membayangi setiap detikku menjadi sebuah curiga. Yang tak akan pernah bisa kuungkapkan.

Mengapa?
Karena takut kehilangan?
Bukankan entah sudah keberapa aku kehilangan?
Dan bebas membiarkannya keluar masuk, tanpa dia tahu di balik rasa senang yang menguatkanku untuk mengerti, ada tangis yang tertelan oleh luka....

Kenapa aku begitu lemah oleh sesuatu hal yang tak 'ku mengerti. Sampai kapan setiap detikku hanya untuk bertanya dalam kekecewaan. Sampai waktu menjawab?

Waktu yang mana lagi yang harus kutunggu? Semua serasa tak berarti. Setiap darinya yang begitu berharga untukku terasa tak bermakna untuknya. Siapa aku?

:'( :'(

No comments:

Post a Comment