Lepas subuhku, kubuka tirai jendela itu. Awan sedikit mendung, samar-samar kulihat dedaunan yang masih berwarna kehitaman. Udara sedikit dingin, mungkin tadi malam turun hujan, bau tanah itu masih tercium. Sebegitu pulas kah tadi tidurku semalam, sampai aku tak tahu kalau hujan mengguyur kotaku.
Aku berbalik arah menuju meja yang dulu menjadi meja belajarku. Mataku mengawasi ponselku yang tergeletak manis di sana. Kuraih, tanganku mulai beradu dengan tombol-tombol itu. Tak ada pesan penting satupun yang datang. Tapi, yang membuatku kecewa. Tak kutemui pesan darimu. Ah..., telah lama aku merindukan pesan itu, walau sekedar mengucapkan selamat pagi, atau setidaknya mengatakan bahwa kamu baik-baik saja di sana.
Kuhampiri kembali jendelaku, kali ini walau mentari masih bersembunyi, tapi daun-daun itu telah sedikit menghijau. Ada tetesan-tetesan air yang terjatuh dari pucuk-pucuknya. Ya..., semalam memang mungkin turun hujan. Tanpa kusadari air mataku menetes. Semalam terlalu nyenyak mungkin, kulihat hadirmu dalam tidurku. Senyummu, yang tak pernah kudapat akhir-akhir ini.
"Krek...!" Aku tersentak dari lamunanku. Kutengok kebelakang, kulihat kucing kesayanganku mengeliat lalu turun dari ranjangnya. Dengan mata sedikit sayu dia menghampiriku. Dan dengan sedikit manja dia terus berputar-putar mengelilingiku dan sebentar-sebentar menempelkan badannya ke kakiku. Kuusap-usap kepalanya, dia semakin menggeliat manja, kini matanya lebih berbinar.
Ah..., kenapa harus kuawali pagiku dengan air mata. Ini bukan awal yang baik, kucingku saja bisa tersenyum. Ya Tuhan, bantu aku menjalani hari-hariku ini. Jaga aku dan dia di manapun kami berada. Walau saat ini dia benar-benar sudah melepas harapan-harapanku. Beri dia kesehatan selalu Ya Tuhan, beri dia kebahagiaan di setiap harinya. Dan suatu saat nanti, beri kami berdua kebahagiaan yang utuh untuk selamanya....
Amin.... :')
Amin.... :')
No comments:
Post a Comment