Jika suatu saat nanti benar aku adalah ma'mummu, temani aku dengan imanmu saat terik menjadi kawan, tuntun aku dengan mata hatimu saat gelap menjadi gulita.
Jika nanti janjimu pada Allah telah terucap, ulurkan tanganmu, bukan untuk membangunkanku, tapi membiarkanku menciumnya, tangan yang akan merangkulku, menguatkan setiap luka yang akan kita temui.
Jika suatu saat nanti siang itu adalah milik kita, jangan menjadi matahari untukku, tapi ajak aku untuk bersyukur, karena Allah telah menciptakan matahari untuk menerangi kehidupan kita.
Jika suatu malam nanti adalah milik kita, ajak aku melihat bintang-bintang itu, dan katakan, cahaya bintang itu akan tetap gemerlap menemani kita, melewati malam-malam kita yang mungkin akan sangat berat, untuk bangun di sepertiga malam-Nya, untuk bersujud bersama.
Jika nanti aku dalam keadaan salah, jangan tegur aku dengan kata seharusnya, bimbing aku dengan mengatakan sebaiknya, supaya aku pun bisa lebih mengerti, tentang arti saling mengingatkan.
Jika nanti kau berada dalam khilaf, jangan kauletakkan kepalamu dalam pangkuanku, seperti saat kau tengah meminta maaf pada ibumu, tapi biarkan aku merangkulmu, mendengarkan beban pikiranmu, hingga kita mampu temukan, arti kehidupan yang selalu berdampingan dengan salah dan khilaf.
Jika suatu hari nanti memang benar kaulah imamku, temani aku menggelar sajadah itu, dan mengawali kehidupan ini, dalam keridhoan-Nya.... :) :)
No comments:
Post a Comment