Karya: Endar Wahyuni
Sekali lagi
tanpa seseruput kopi
pun sesedu teh hangat.
Aku memungut rasaku
yang hampir punah termakan jarum jam
usang terenggut debu.
Menjerit, meronta, meminta belas.
Sekali lagi
tanpa seseruput kopi
pun sesedu teh hangat.
Aku memungut rasaku
yang hampir punah termakan jarum jam
usang terenggut debu.
Menjerit, meronta, meminta belas.
Sempat
kutitip harap pada penawar.
Ah..., entah apa
aku yang hanya memesona setapak rasa
kutapak dalam asa.
Ah..., entah apa
aku yang hanya memesona setapak rasa
kutapak dalam asa.
Lalu kelu
menunggu trenyuh.
Runtuh luntur sebelum terbentur.
Lunglai jatuh mengendus yang tak tentu.
menunggu trenyuh.
Runtuh luntur sebelum terbentur.
Lunglai jatuh mengendus yang tak tentu.
Aiihh...,
lagi dan lagi.
Ulang kuulang harus kuseka.
Aku tak ingin
tapi lirihnya perih selalu tak memulih.
Ulang kuulang harus kuseka.
Aku tak ingin
tapi lirihnya perih selalu tak memulih.
Aku luruh menelan semu
aku berlalu....
aku berlalu....
Jakal, EN-270914
Lihat juga Puisi lainnya di Kumpulan Puisiku
No comments:
Post a Comment