Satu cerita tentang sahabatku. Teman berbagi kisah dan canda. Hingga kini kami sama-sama beranjak dewasa. Waktu yang dulu adalah satu kini menjadi berbeda. Bukan jarak yang memisahkan, tapi kesibukan yang menyita perhatian.
Suatu saat kami bertemu, maka sejuta cerita pun akan tercipta. Tampaknya sudah banyak hal burukku yang dia tahu. Banyak cerita yang kami tukar hingga menjadi pengisi waktu-waktu yang lalu. Begitu pula dengan perselisihan. Adalah hal yang wajar ketika kami tak sependapat. Entah bisa saling mengerti, atau berusaha memaksakan diri untuk mengerti, atau bahkan tak bisa mengerti sama sekali. Toh, pada akhirnya semua akan kembali berjalan normal.
Tapi satu waktu aku sempat bingung apa yang akan kulakukan ketika aku bertemu dia. Ada hal yang entah dia sendiri tahu atau tidak. Sesuatu yang melukaiku. Bukan karena dia, tapi karena orang yang sangat berarti untuknya mengusikku dengan orang yang menjadi tumpuan harapanku saat ini. Dan yang lebih menyakitkan adalah karena dia yang menjadi alasan.
Pedih ketika mendengar hal itu. Rasa takut kehilangan, yang harusnya bisa kulewati. Tapi nyatanya harus kulalui dengan air mata. Mungkin dia, orang yang berharga untuknya, bahkan orang yang kuharapkan pun tak pernah mengerti ada luka yang tersimpan. Tapi, juga mungkin akan lebih baik mereka tak pernah mengerti. Tak pantas rasanya jika hal ini menjadi masalah bagi kita berdua. Tak pantas juga aku menyalahkannya. Karna aku tau jika itu bukan kehendaknya, bukan dia pula yang menginginkannya, melukai perasaanku.
Tapi, ya sudah lah, apa mau dikata. Toh, hal itu juga belum terjadi. Dan semisal itu benar terjadi harusnya aku pun bisa mengikhlaskannya.
Buat sahabatku yang mungkin saat ini sedang terlelap dalam tidurnya, mimpi indah ya...
Have a nice dream, semoga esok kaujelang dengan senyuman....
No comments:
Post a Comment