Sore itu, sebenarnya tak ada keinginanku untuk kau tinggalkan, apalagi dalam keadaan darurat seperti itu. Sempat egoku ingin berteriak, tegakah kau tinggalkan aku sendirian membimbing mereka? Sedang aku sendiri masih dalam proses belajar.
Kuingat kau tatap aku, sedang aku hanya bisa menggelengkan kepala. Aku yakin kamu tahu bahwa saat itu aku ingin mengatakan aku tak sanggup, tapi sepertinya kau bilang bahwa aku bisa, bahwa semua akan baik-baik saja.
Kalau tidak karena sudah kewajibanmu, mungkin aku sudah melarangmu keras. Tapi kuingat banyak ceritamu di masa lalu, bahwa ini sudah kau perjuangkan keras, maka dengan menahan air mata yang ingin keluar pun, harus kukatakan selamat jalan.
Terkadang memang susah menerima keadaan di mana semua cita-cita itu harus mengorbankan apa yang kita miliki saat ini. Tapi, hidup itu selalu berirama dengan pilihan, dan terkadang manusia harus berani memilih, yang terberat sekalipun.
Begitu juga dengan dirimu, jika saat itu aku yang berada di posisimu, mungkin kau akan mendukungku untuk menemukan impianku. Ya..., kau pernah mengatakan dengan usiaku saat ini, masih banyak yang bisa kulakukan, tidak boleh berhenti dan merasa puas hanya sampai di titik ini.
Hahh..., sekarang semua sudah berlalu. Dan secara tidak langsung aku pun mulai terbiasa tanpa bimbinganmu. Karena mau tidak mau pun aku harus bisa, berdiri sendiri, hingga membantu orang lain berdiri :)
No comments:
Post a Comment