Joe masih berdiri menatap lukisan di depannya tanpa memperhatikan
keramain di sekelilingnya. Lukisan gadis cantik bergaun biru yang tengah duduk
manis di atas gumpalan awan. Tampak pula bulan sabit bersinar terang dalam
pangkuannya. Sebuah selendang putih berkibar menutup matanya tak membuat lelaki
itu lupa sorot indahnya. Binar ceria yang selalu terpancar dari gadis dalam
lukisan itu, yang tak lain adalah gadisnya.
***
“Pegel banget. Sudah belum, Sayang?” keluh Keysa.
“Bentar, bentar....”
Keysa membenahi posisi duduknya di atas properti gumpalan awan.
Tangannya sudah merasa capai memegangi bulan dalam pangkuannya.
“Nah, sudah. Sini… sini…! Lihat, deh!”
“Waaaw…!” Mata keysa terlihat berbinar.
“Gimana, Sayang? Suka?”
“Suka banget. Aku makin kagum, deh, sama kamu.”
“Oh, ya, ini akan aku ikutkan ke pameran lukisanku bulan depan.”
“Makasih, Sayang….”
“Nanti kamu harus datang, ya!”
“Pokoknya aku akan nemenin kamu seharian,” ucap Keysa penuh
semangat.
***
“Hei, Ndi! Di sini juga rupanya. Kok, bisa nggak nyadar, ya, gue
kalau ada loe di sini,” sapa Joe ketika melihat sahabatnya berada di
sampingnya.
“Joe? Udah lama, ya, kita nggak ketemu.” Andi tersentak dari
lamunannya.
“Udah berapa tahun, ya? Ngomong-ngomong kenapa kita nggak nyadar
kalau sama-sama di sini, ya? Terlalu terpesona sama lukisan ini atau kebanyakan
melamun, nih?” tanya Joe seraya menunjuk lukisan di hadapannya.
“Hahaha. Dua-duanya mungkin. Mana cewek loe?”
“Seperti yang loe lihat, gue sendirian aja,” jawab Joe sedikit
kecewa.
“Kenapa dia? Katanya mau loe kenalin sama gue.”
“Sebulan lalu dia udah janji mau nemenin gue seharian buat hari
ini. Cuma, kemarin tiba-tiba dia ngabarin kalau hari ini ada acara keluarga.
Katanya harus ke rumah tantenya yang di Semarang. Padahal, sebenarnya gue
pengin banget dia datang dan merayakan hari spesial ini.”
“Ya sudah, jangan galau! Hari ini jatahnya kita senang-senang. Eh,
gue lupa belum ngucapin selamat ke loe. Selamat…”
“Selamat hari ulang tahun kita,” potong Joe. “Dan selamat atas
pameran lukisan loe yang pertama. Eh… perempuan ini…?”
“Itu pacar gue. Sebentar lagi dia datang.” Andi---yang kebetulan
tanggal lahirnya sama dengan tanggal lahir Joe---tersenyum lebar, tampak bangga
dengan hasilnya melukis sang kekasih.
“Oh…, pantesan. Setahu gue Keysa nggak pernah jadi model,” gumam
Joe.
“Hahhh? Apa? Ramai banget di sini, Joe.”
Joe melangkah pergi. Ditinggalkannya Andi yang masih bingung
sendiri.
JOG,
En-241214
Lihat juga Flash Fiction lainnya di sini
No comments:
Post a Comment