Sunday, June 29, 2014

"Motivator Terbaik Dalam Hidup Adalah Diri Sendiri"

Penulis: bepe, 07 September 2013
 
Pada suatu pagi di Gelora Bung Karno.
 Saya tengah jogging ketika tiba-tiba seorang anak SMP mengejar, dan kemudian berlari sejajar dengan saya. Sejurus kemudian anak tersebut berkata "Om boleh ikut lari ngga?", "Oh ayo saja" jawab saya singkat sambil terus berlari.

"Jadi beneran sudah pensiun nih Om?", tanya anak tersebut. "Pensiun total sih belom, tapi untuk tim nasional iya", jawab saya. "Ngga sayang Om?" tanya dia lagi. "Maksudnya sayang?" ucap saya balik bertanya.

"Ya semua orang pada pengen banget masuk tim nasional, eh Om yang jadi kapten malah mengundurkan diri", ujar dia lagi. Mendengar kalimat tersebut, sejenak saya pun menghela nafas. Beberapa saat kemudian saya menjawab, "Manusia itu harus tahu kapan saatnya berjalan, dan kapan saatnya untuk berhenti".
 Anak tersebut hanya terdiam sambil terus berlari di samping saya. Nampak jika dia tengah coba mengartikan kalimat yang baru saja keluar dari mulut saya. Tak lama kemudian, anak tersebut kembali bertanya "Trus kenapa ngga main lagi di Persija Om?. "Iya lagi pengen istirahat dulu hehehe", jawab saya singkat..

"Karena masalah gaji ya om?" ujar dia lagi. Saya tidak menjawab pertanyaan tersebut. "Dimana loyalitas dan kecintaanmu kepada klub yang telah membesarkanmu Om?", cerocos anak tersebut. Seketika sambil tersenyum sayapun bergumam dalam hati, "Mimpi apa gue semalem, pagi-pagi udah ketemu yang beginian".
 Sambil terus berlari sayapun kemudian berkata, "Rasa cinta dan fanatisme kita terhadap sesuatu, jangan pernah membutakan mata dan hati kita dalam membuat sebuah penilaian. Jika sesuatu yang kita cintai telah melenceng dan melakuan kesalahan, maka sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita untuk mengingatkan".

"Begitu juga dengan Persija Jakarta, ketika mereka melakukan kesalahan dengan menelantarkan para pemain yang telah berjuang atas nama Persija Jakarta, maka mereka harus diperingatkan. Jadi ini lebih kepada rasa cinta dan tanggung jawab, bukan kebencian. Mereka yang berpikiran terbuka, tidak akan pernah menganalogikan kritik dengan sebuah kebencian".
Anak tersebut mendengarkan dengan seksama sambil terus berusaha mengimbangi langkah kaki saya. "Emang parah tuh Ferri Paulus", ujar dia perlahan. Sejurus kemudian dengan nafas yang terengah-engah ia kembali bertanya, "Om kasih motivasi buat saya dong, biar saya bisa jadi pemain yang sukses seperti Om".
 Pertanyaan tersebut membuat saya terdiam sesaat. Dan ketika saya ingin menjawab pertanyaan tersebut, ternyata si anak tadi sudah tidak berada disamping saya lagi.
Seketika sayapun memperlambat langkah dan melihat ke belakang. Ternyata dia tengah menunduk sambil memegangi kedua lututnya. Nafasnya nampak tersengal-sengal tak beraturan. Sayapun berjalan berbalik arah dan mendekati anak tersebut.

"Siapa namamu?" tanya saya kepada anak tersebut. "Reza om", jawab anak itu. "Dengar lagi baik-baik. Motivator terbaik dalam hidup ini adalah diri sendiri, bukan orang lain. Bukan orang tua, pacar, idola, guru, atau Mario Teguh sekalipun. Karena yang paling tahu dan mengenal diri kita adalah diri kita sendiri". 
 Si anak yang mengaku bernama Reza tersebut hanya memandangi saya sambil tetap mencoba mengatur nafasnya. Beberapa saat berselang sayapun kembali berkata, "Siapapun bisa saja memberikan motivasi yang luar biasa, namun hal tersebut bisa jadi hanya singgah sebentar di otak kita, dan tak lama kemudian akan menghilang. Berbeda jika kita dapat mencari cara untuk memotivasi diri sendiri, maka sugesti atau pesan itu akan tertanam kuat di dalam otak kita, dan tinggal disana selamanya".

"Oh begitu ya om", kata si Reza perlahan. "Semoga kamu mengerti", ujar saya singkat sambil menepuk pundak anak SMP tersebut. Sayapun lanjut berlari mengelilingi lintasan luar Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Sekelumit cerita di atas hanyalah sebuah contoh soal, yang dalam kesempatan itu mungkin dapat mewakili banyak hal. Mewakili banyak hal, mengingat sejujurnya banyak sekali pertanyaan-pertanyaan serupa yang ditujukan kepada diri saya. Baik secara langsung, maupun melalui media sosial.

Dan bukan bermaksud untuk tidak ingin berbagi, atau menyemangati, namun saya memiliki pandangan yang mungkin sedikit berbeda dengan orang kebanyakan. Utamanya mengenai apa itu motivasi, dan bagaimana cara memotivasi. Di bawah ini saya akan coba untuk menjabarkannya bagi rekan-rekan sekalian.
 Awal sekali saya adalah sebuah pribadi yang sangat yakin dan percaya, jika sesuatu yang terjadi karena getaran dari dalam diri, akan selalu lebih efektif daripada pengaruh dari luar. Yang dalam hal ini berarti, reaksi setiap individu terhadap segala sesuatu yang ia rasakan dan hadapi, selalu menjadi hal yang paling penting.

"Life is 10% of what happens to you, and 90% how you respond to it". Entah siapa yang menulis atau berkata demikian, karena sejujurnya saya sudah lupa. Namun terlepas dari siapapun orangnya, saya sangat setuju dengan ungkapan tersebut.


Pada dasarnya setiap manusia itu sama, yang membedakan adalah reaksi mereka terhadap segala permasalahan yang ia hadapi. Artinya, sebesar dan seberat apapun permasalahan yang menghampiri kita, selama kita mampu bereaksi positif terhadap permasalahan tersebut, maka kita akan mampu melewatinya dengan baik.

Permasalahan itu hanya 10 persen dari keseluruhan hidup kita, sedang 90 persen sisanya adalah bagaimana reaksi kita terhadap permasalahan tersebut. Semakin positif reaksi kita dalam menghadapi masalah tersebut, maka semakin besar juga presentasi kita untuk dapat melewatinya. Begitu juga sebaliknya.


Teori kesuksesan itu sederhana. Kemampuan ditambah kemauan serta keyakinan, maka sama dengan kesuksesan. Jika anda merasa lemah pada salah satu sisinya, maka anda harus memberi perhatian lebih, atau bekerja lebih keras pada sisi yang lain. Kesuksesan akan datang kepada orang-orang yang mampu memaksimalkan kemampuan yang ada pada diri mereka. 
 Idealnya memang kemampuan, kemauan, dan keyakinan dalam posisi yang sama-sama kuat. Namun hal tersebut jarang sekali ditemui, akan selalu ada sisi yang sedikit lemah dari ketiga hal tersebut.
Satu hal yang perlu digaris bawahi, bahwa definisi sebuah kesuksesan sebenarnya bukan berada pada penilaian dari orang-orang di luar sana. Melainkan berada pada sejauh mana kita mampu memaksimalkan potensi yang ada pada diri kita, untuk mampu mencapai sesuatu. Dan hal tersebut hanya dapat dinilai oleh diri kita sendiri, bukan orang lain.

Karena kembali lagi, pada akhirnya yang paling mengerti diri kita adalah diri kita sendiri. Demikian halnya yang paling mengerti sajauh mana potensi yang ada pada diri kita, jugalah diri kita masing-masing..

Maka mari bekerja keras untuk mencapai sesuatu, bukan untuk mengalahkan orang lain. Jangan pernah terbelenggu dengan sifat iri, dengki, benci serta dendam terhadap orang lain. Karena sejatinya, hal tersebut hanya akan membatasi potensi serta ruang gerak kita, untuk berkembang dan menjadi jauh lebih baik dari siapa diri kita saat ini.

Mungkin saja pada sebuah tahap, kita sudah mampu mengalahkan orang lain. Dan ketika kita sudah merasa puas dengan hal tersebut, maka kita hanya akan berhenti sampai disana saja. Padahal mungkin dengan potensi yang kita miliki, kita mampu melangkah lebih jauh lagi, bukan hanya sekedar mengalahkan orang tersebut.


Akhir sekali kepada seluruh pesepakbola muda di luar sana, jangan pernah ingin menjadi seperti diri saya. Mengapa? karena dengan kemampuan yang kalian miliki, dengan kerja keras dan keyakinan, maka bisa jadi kalian dapat menjadi jauh lebih baik dari diri saya.

Siapa tahu? Bukankah kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. 
 Maka tulislah masa depanmu dengan penamu sendiri, dan warnailah dengan warna yang kalian sukai. Karena hidup ini terlalu singkat untuk menjadi orang lain.

Selamat berjuang dan semoga sukses, untuk karir dan masa depan kalian.

Selesai....




Sumber: http://bambangpamungkas20.com/bepe/baca/artikel/umum/2013/09/07/161/motivator-terbaik-dalam-hidup-adalah-diri-sendiri#.U6-SWrG1qDF
     

LIFE (Part 4) "Marhaban Ya Ramadhan"

Marhaban Ya Ramadhan ^_^

Alhamdulillah..., akhirnya kutemui juga ramadhan 1435H ini....
Seneng, deh, rasanya. Bakalan ketemu rasa yang nano nano lagi, bukan tentang cinta dua orang anak manusia, tapi tentang banyak anak manusia.... Hehehhe :D

Iya.... Dari dulu, bulan puasa itu memang banyak cerita, bikin kangen. Kangen bareng temen-temen, kangen bareng anak-anak TPA, kangen ta'jilan bersama, kangen semuanya, deh. Mungkin termasuk marah-marahnya, atau setidaknya selalu ada kontreversinya.... Hehehe....

Tapi gakpapa, lah. Kadang yang bikin pusing itu juga bikin kangen. Oh ya..., kangen juga sama nolongin anak TPA yang nangis gara-gara dinakalin sama temennya, atau yang kalo pas buka puasa bersama selalu bilang gini "mbak endar ra entek" (mb endar gak habis)

Tapi mulai tahun lalu udah jarang denger yang gituan, apalagi tahun ini, ya. Maklum deh udah gak tiap hari ngajar TPA lagi, bahkan udah sama sekali gak ambil jadwal ngisi materi. Tapi, setidaknya aku masih bisa hadir sekali dua kali dalam seminggu, sekedar nemenin mereka aja.

Mungkin melepaskan memang butuh proses supaya tidak terlalu menyakitkan.... Hahahaha.... Jadi sok galau ini :D
Maksudnya, gak mungkin, kan, selamanya aku terus jadi kaya' anak kecil, atau sama-sama mereka terus. Pasti ada fase di mana aku sama sekali tidak berada di antara mereka. Hidup, kan, terus ke depan, umur terus bertambah, dan aktivitas pun akan terus berubah, berjalan mengikuti waktu ^_^

Sudah-sudah ini galaunya :D
Selamat puasa aja buat adik-adikku RISMAS dan TPA Nurussalam....
Semoga puasanya lancar dan barokah....
Selamat menjalankan ibadah puasa juga bagi temen-temen yang menjalankan....
Semoga Allah selalu memberikan nikmat-Nya bagi kita semua....
Aamiin :) :)

Saturday, June 28, 2014

Kisah Keajaiban Sedekah

Suatu malam gadis itu sedang makan. Tiba-tiba datanglah seorang pengemis yang berdiri di ambang pintu. Berikan aku sedekah semata-mata karena Allah meskipun hanya sepotong roti. Ucap pengemis itu dengan wajah berseri-seri.

Gadis itu segera beranjak dan menghampirinya. Ia memberikan sepotong roti kepada pengemis itu dengan ikhlas. Senyumnya menandai betapa ia sangat senang memberikan sepotong roti kepada orang yang jauh lebih membutuhkan daripada dirinya. Bersamaan dengan itu, ayahnya yang kikir baru saja datang dari bekerja. Rupanya sang ayah mengetahui perbuatan ankanya yang dianggap sangat keterlaluan. Ia melotot dan memarahi anak gadisnya.

Setelah memarahi habis-habisan, dengan emosi yang tak terkontrol, sang ayah kemudian bergegas pergi ke dapur dan mendapatkan pisau yang tajam. Sebentar saja pisau itu sudah sampai di hadapan anaknya. Dipegangnya tangan kanan anak itu dan dengan serta merta pergelangannya dipotong. Sang ayah rupanya tak mau peduli apakah anaknya akan cacat atau tidak.

Tak lama kemudian usaha orang kaya itu bangkrut. Semakin lama semakin menurun dan akhirnya benar-benar menjadi orang miskin. Hutangnya menjadi banyak dan membebani pikirannya sepanjang hari dan malam. Bekas orang kaya itu jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Beberapa waktu setelah itu, istrinya pun meninggal dunia pula.
  

Kini gadis itu menjadi sebatang kara. Sementara itu, perekonomian di negeri Israil kembali pulih. Orang-orang yang sebelumnya miskin kini menjadi makmur. Dan gadis itu terpaksa menjadi pengemis demi menopang kebutuhan hidupnya.

Suatu ketika ia berdiri di depan rumah bagus dan mewah. Ia berharap pemilik rumah kaya itu memberi sepotong roti atau apa saja yang dapat dimakan untuk mengganjal perutnya.
  

Sesaat kemudian keluarlah seorang wanita setengah baya dan menghampiri gadis tersebut. Ia memandangi gadis itu dengan penuh simpati. Akhirnya, gadis itu kemudian diambil anak angkat. Wanita pemilik rumah mewah itu diam-diam mempunyai rencana untuk menjodohkannya dengan anak lelakinya yang pergi merantau ke negeri orang dan tak kunjung mengirimkan kabar.

Setelah anaknya pulang, segeralah gadis itu dikawinkan dengannya. Mereka menggelar pesta meriah dan mengundang kenalannya yang rata-rata orang kaya dan pejabat di negeri itu.
  

Di tengah pesta perkawinan yang digelar, sang pengantin laki-laki merasa kurang senang melihat ulah istrinya yang dianggap kurang sopan, karena makan dengan tangan kiri. Pengantin laki-laki berusaha menegurnya. Tetapi pengantin wanita itu tetap merasa sulit karena selama ini ia menyembunyikan cacat tangannya sehingga tak seorang pun tahu.

Tiba-tiba terdengar suara dari luar, Keluarkanlah tangan kananmu. Sungguh, engkau pernah bersedekah sepotong roti dengan ikhlas karena Allah. Maka tanganmu sempurna kembali seperti semula!

Mendengar suara tersebut, terpaksa pengantin wanita mengeluarkan tangan kanannya. Terjadilah suatu keajaiban: telapak tangannya yang terputus itu berubah seperti sediakala. Pengantin wanita itu sangat heran melihat kejadian yang sangat menakjubkan itu.
  

Itulah keberuntungan orang yang ikhlas bersedekah, walau hanya sebatas roti. Sungguh balasan Allah jauh lebih besar dari apa yang kita bayangkan. Kedermawanan seorang gadis dalam kisah di atas menunjukkan bahwa sedekah merupakan wujud dari kepedulian sosial yang penting dikedepankan

Petikan didalam kitab Tanbihul Ghafilin dijelaskan juga bahwa sedekah itu tidak hanya membawa keberuntungan di akhirat saja sebentuk keyakinan yang dianggap abstrak oleh kebanyakan orang. Akan tetapi di dunia pun banyak keberuntungan-keberuntungan yang luar biasa dahsyat.







 



Sumber: http://kisahislamiah.blogspot.com/2013/01/kisah-keajaiban-sedekah.html

Kisahnya Nabi Musa Ingin Melihat Tuhan

Pada suatu ketika Nabi Musa telah memenuhi panggilan Allah subhana wa Ta'ala. Beliau naik ke gunung sinai (Thursina) setelah beliau menyempurnakan 40 malam yang diisi dengan puasa dan beribadah sendirian diatas gunung itu. Allah SWT pun berfirman dan menurunkan Taurat kepada beliau. 

Kemudian Nabi Musa as pun sangat rindu untuk melihat wajah Sang Kekasih yang telah berkata-kata kepada nya, wajah Rabb nya. 

" Dan tatkala Musa datang menurut waktu yang telah kami tentukan . Dan telah berfirman Rabb nya kepadanya : berkatalah ia, ya Rabb perlihatkanlah (dirimu) keapadaku , agar aku dapat memandang Engkau"

Berkatalah Allah : Engkau sekali-kali tidak akan mampu melihatku, tetapi arahkanlah pandangan engkau ke gunung itu. Maka jika ia tetap pada tempatnya , niscaya engkau dapat melihatku. 

Setelah mendengar permintaan Nabi Musa as itu, kemudian Allah SWT berfirman : "Wahai putra Imran, sesungguhnya tidak akan ada yang sanggup untuk melihat KU, kemudian ia mampu untuk tetap hidup. " 

Nabi Musa as berkata : Ya Rabbi, tidak ada sesuatupun yang menyekutui MU, sesungguhnya melihat MU dan kemudian mati itu lebih aku sukai daripada aku terus hidup tanpa melihat MU. Rabbi, sempurnakanlah nikmat, anugerah dan hikmat MU kepada ku dengan mengabulkan permohonanku ini, setelah itu aku rela mati " 

Ibnu Abbas ra, sahabat Rasulullah saw meriwayatkan bahwa ketika Allah SWT mengethaui Nabi Musa as ingin dikabulkan, maka berfirman Allah : " Pergilah engkau, dan lihatlah batu di atas puncak gunung itu, duduklah engkau diatas batu itu, kemudian Aku akan menurunkan bala tentara KU kepada mu. "

Dan ketika telah sampai di puncak batu tersebut, maka Allah pun menurunkan bala tentaranya, para malaikat hingga langit ketujuh, untuk menampakkan diri kepadaya. Diperintahkan para malaikat penghuni langit untuk menampakkan diri di hadapan nabi MUsa as. sambil mengeraskan suara tasbih, tahlil mereka, bagaikan suara petir yang menyambar-nyambar. 

Kemudian para malaikat penhuni langit kedua diperintahkan menampakkan diri, dengan warna dan bentuk yang beraneka ragam, mereka bersayap dan memiliki raut muka, diantaranya ada yang berbentuk seperti singa. Berlalu di hadapan Nabi MUsa sambil mengeraskan suara -suara tasbihnya. 

Mendengar teriakan-teriakan tersebut, Nabi Musa merasa ngeri dan kemudian berkata : Ya Rabi, sungguh aku menyesal atas permohonanku. Apakah engkau berkehendak untuk menyelamatkanku dari tempat ini ? 

Pimpinan dari kelompok malaikat tersebut berkata :
Hai Musa, bersabarlah atas apa yang engkau minta, apa yang engkau lihat ini baru sebagian kecil saja.


Allah SWT memerintahkan para penghuni langit ketiga turun. Lalu keluarlah malaikat-malaikat yang tak terhitung jumlahnya dengan aneka ragam bentuk dan warnanya. Ada yang seperti api yang menjilat-jilat, mereka memekikkan tasbih, tahlil dengan suara hiruk pikuk menggelegar. 

Nabi Musa semakin berputus asa. dan kelompok malaikat itu berkata : wahai Musa, bersabarlah hingga engkau tidak akan sanggup lagi untuk melihatnya. 

Kemudian penghuni langit keempat turun.
Ada yang berbentuk seperti kobaran api yang menjilat-jilat, ada pula yang seperti salju. Dengan suara melengking mereka memekikkan tasbih dan tahlil. 


Demikianlah , Penghuni dari setiap langit turun satu demi satu. Semua malaikat tersebut bergerak maju sambil cahayanya menyambar semua mata yang ada. Mereka datang membawa tombak yang sangat panjang dan lebar. Tombak-tombak itu bagaikan api yang bersinar terang benderang melebihi sinar matahari.

Nabi Musa as menangis dan meratap. Ya Rabbi, ingatlah aku, jangan Engkau lupakan diriku. Aku adalah hamba Mu. Aku tidak mempunyai keyakinan bahwa aku akan selamat dari tempat ini. Jika aku keluar maka aku akan terbakar, jika aku masih disini aku akan mati. 

Ketua para malaikat itu pun berkata : Nyaris dirimu dipenuhi ketakutan dan nyaris hatimu terlepas wahai Musa. Tempat yang engkau gunakan untuk duduk adalah tempat yang akan engkau pergunakan untuk melihat Rabb. 

Kemudian turunlah malaikat Jibril as, Mikail as dan Israfil as, beserta seluruh malaikat penghuni langit ketujuh, termasuk pemikul Al Arsy dan Al Kursi. Mereka secara bersama-sama menghadap kepada Nabi Musa as sambil berkata : 

Wahai orang yang terus menerus salah. Apa yang menyebabkanmu naik ke atas bukit ini. Mengapa engkau memberanikan diri meminta Rabbmu untuk dapat melihat Nya ? Nabi Musa as gemetar hingga kedua lututnya seakan-akan luruh dari persendian. 

Ketika Allah SWT melihat itu, maka ditampakkanlah tiang-tiang penyangga Al Arsy, lalu Nabi Musa as bersandar pada salah satu tiang tersebut hingga hatinya tenang.

Malaikat Israfil berkata : Hai MUsa, demi Allah, kami ini sekalipun pemimpin para malaikat, sejak kami diciptakan kami tidak berani mengangkat pandangan mata kami ke arah Al Arsy. Karena kami sangat khawatir dan sangat takut kepada Rabb. Mengapa engkau berani melakukan ini wahai hamba yang lemah ? 

Setelah hatinya tenang, Nabi Musa menjawab : Wahai Israfil, aku hanya ingin mngetahui akan Keagungan Wajah Rabb ku yang selama ini aku belum pernah melihatnya. 

Kemudian Allah SWT menurunkan wahyu kepada langit : AKU akan menampakkan Diri, bertajali pada gunung itu 

Maka begetarlah seluruh langit dan bumi, gunung, matahari, bulan, mega, surga , neraka, para malaikat dan samudera. Semua bersungkur sujud, sementara Nabi Musa as masih memandang ke arah gunung itu. 

Tatkala Rabbnya menampakkan diri diatas gunung , maka hancur luluhlah gunung itu dan nabi Musa pun jatuh pingsan.
Nabi MUsa as seakan -akan mati karena pancaran Cahaya Allah SWT yang Mulia dan ia terjatuh dari batu dan batu itu sendiri terjungkal terbalik menjadi semacam kubah yang menaungi nabi Musa as agar tidak terbakar Cahaya.


Kemudian Allah mengutus malaikat Jibril as untuk membalikkan batu itu dari tubuh nya. Wajah nabi Musa as memancarkan cahaya kemuliaan, rambutnya memutih karena cahaya. 

"Maka setelah Musa tersadar kembali, dia berkata: Maha Suci Engkau , aku sungguh bertaubat kepada MU dan aku adalah orang yang pertama kali beriman
(QS. Al-A'raf). 


Nabi Musa punn berkata,
"Saya beriman, bahwa sesungguhnya tidak ada seorangpun yang mampu melihat Mu ya Allah dengan mata lahir, kecuali ia akan mati."


 





Sumber: http://kisahislamiah.blogspot.com/2013/01/kisahnya-nabi-musa-ingin-melihat-tuhan.html

Asal Muasal Lafadz Azan

Tahukah kalian asal muasal AZAN yang dikumdangkan oleh Mu'azin setiap lima waktu tanda peringatan bahwa kala itu sedang memasuki waktu shalat. Ternyata azan ini berasal dari mimpi sahabat Rasulullah SAW.
Kalimat demi kalimat dalam azan awalnya berasal dari mimpi seorang sahabat, dan ketika mimpi itu diceritakan kepada Rasulullah SAW, Beliau menyetujuinya. 


Sebab-Sebab Dikumadangkannya Azan.
Allah SWT berfirman,
ÙˆَØ¥ِØ°َا Ù†َادَÙŠْتُÙ…ْ Ø¥ِÙ„َÙ‰ الصَّلاةِ اتَّØ®َØ°ُوهَا Ù‡ُزُÙˆًا ÙˆَÙ„َعِبًا Ø°َÙ„ِÙƒَ بِØ£َÙ†َّÙ‡ُÙ…ْ Ù‚َÙˆْÙ…ٌ لا ÙŠَعْÙ‚ِÙ„ُونَ ٥٨
Artinya:
"dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal."
(QS. Al Maidah: 58).


Ayat tersebut di atas sekaligus menjadi sebab turunnya azan sebagai pertanda penggilan shalat. Disebutkan pada masa berkembangnya Islam di Madinah, penduduk setempat tersebar di seluruh kota. Kesibukan yang tinggi dikhawatirkan menjadi potensi lupa atau kelalaian untuk melaksanakan shalat pada waktunya.
Kalau initerjadi terus menerus, maka ini menjadi satu persaoalan yang cukup berat yang pertlu segera dicarikan jalan keluarnya.

Lafadz Azan


Sahabat Bermimpi.
Kondisi ini membuat para sahabat bermusyawarah untuk menentukan cara yang paling baik yang dapat digunakan sebagai pertanda waktu shalat telah datang.
Menurut kisah, pada awalnya Rasulullah SAW menyetujui bunyi lonceng sebagai pertanda shalat, namun pada akhirnya beliau tidak menyukai karena lebih mirip pada orang-orang Nasrani.


Dijelaskan Abdullah bin Zaid, pada suatu malam ketika ia tidur, tiba-tiba bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki yang menggunakan pakaian hijau. Laki-laki itu mengelilinginya dengan membawa lonceng di tangannya.
Abdullah bin Zaid lalu menegurnya,


"Hai hamba Allah, apakah lonceng ini akan kamu jual?" tanyanya.
"Akan kamu pergunakan untuk apa lonceng ini," jawab laki-laki itu.
"Akan aku pakai untuk memanggil orang untuk shalat," ujar Abdullah.
Laki-laki itu terdiam sesaat lalu memberikan saran kepada Abdullah.
"Maukah engkau aku tunjukkan cara yang lebih baik dari itu?" tanya laki-laki itu.
"Baiklah, tunjukkan kepadaku," jawab Abdullah.


Laki-laki itu lantas mengucap azan yang diawali dengan Allahu Akbar dan diakhiri dengan Laa Ilaaha Illallah.



Rasulullah SAW Menyetujui Mimpi Sahabat itu
Setelah mengalami mimpi itu, pagi harinya Abdullah menemui Rasulullah SAW dan menyampaikan mimpi tersebut. Kemudian Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya mimpi kamu itu adalah mimpi yang benar, Insya Allah, berdirilah bersama Bilal dan sampaikanlah kepadanya apa yang kamu impikan, karena Bilal itu lebih keras suaranya daripada kamu."


Lalu Abdullah menemui Bilal dan menyampaikan kepadanya apa yang dimimpikan itu. Kemudian Bilal pun melakukan Azan dengan kalimat-kalimat itu. Suara azan Bilal itu terdengar keras ke penjuru kota, lalu tidak alam kemudian Umar bin Khattab yang semula di rumah mendadak ke luar sambil membawa selendangnya.

Mendengar suara azan itu, Umar bin Khattab bersumpah atas nama Allah bahwa kalimat dalam azan itu juga ia mimpikan semalam.
"Demi Allah, yang telah mengutus Muhammad dengan benar. Sungguh akupun telah mimpi, persis seperti yang ia impikan," kata Umar bin Khattab.
Lalu Rasulullah SAW mengucapkan," Alhamdulillah."
(HR. Abu Dawud).  






Sumber: http://kisahislamiah.blogspot.com/2013/01/asal-muasal-lafadz-azan.html

Tubuh Rasulullah SAW Dilindungi Petir

Pada zaman Rasulullah SAW, tidak sedikit sahabat yang menyaksikan dengan mata kepala sendiri tentang kehebatan mukjizat beliau yang spektakuler adalah tubuhnya memancarkan nyala api dan petir sebagai tameng dari serangan lawan yang hendak membunuhnya. 

Dikisahkan, Rasulullah SAW berangkat menuju medan Perang Hunain. Diantara yang ikut serta dalam pasukan kafir, ada seorang lelaki yang bernama Syaibah bin Usman bin Thalhah, yang ayah dan pamannya terbunuh dalam Perang Uhud. Oleh karena itu, keikutsertaan Syaibah dalam Perang Hunain adalah untuk membalas dendam atas kematian bapak dan pamannya di Perang Uhud.

Sasaran utama Syaibah adalah membunuh Rasulullah SAW. Ketika Syaibah mengetahui Rasulullah SAW turut serta dengan pasukan Islam dalam Perang Hunain, dirinya pun ikut bergabung dengan pasukan kafirQuraisy menuju suku Hazawin. Harapannya bila perang sudah berkecamuk, dirinya akan mencari kesempatan dan menunggu saat yang tepat untuk membunuh Rasulullah SAW. Dengan demikian, dirinya dapat menyelesaikan balas dendam kaum kafir Quraisy terhadap Rasulullah SAW.  

Syaibah telah memperhitungkan rencananya dengan matang agar jangan sampai gagal. Pedangnya pun dibawa dan telah diasah tajam hingga nanti dapat sekali tebas kepala Rasulullah SAW langsung pisah dari badannya. Hari yang ditunggu pun tiba. Perang sedang berkecamuk dengan hebatnya dan Syaibah terus mengintai gerak gerik Rasulullah SAW karena dialah sasaran utamanya. 

Akhirnya, tibalah saat yang ditunggu oleh Syaibah. Sebab di saat orang-orang Islam prak poranda dan bercerai berai oleh serangan gencar pasukan panah kaum kafir yang bertubi-tubi, membuat pasukan Islam tak mampu melindungi Rasulullah SAW. Maka, Syaibah langsung mengeluarkan pedangnya sambil mendekati Rasulullah SAW. Setelah mendekat, serangan pun dilancarkan.

Tiba-tiba saja ada nyala api keluar daru tubuh Rasulullah SAW seperti petir yang menyambar-nyambar dan nyaris menyambar wajah Syaibah. Petir itu seakan melindungi tubuh Rasulullah SAW dari serangan Syaibah. Melihat kejadian itu, Syaibah langsung menutup wajahnya karena rasa takut. Dirinya pun langsung berlari menjauhi Rasulullah SAW. Namun justru Rasul memanggil Syaibah,"Wahai Syaibah, datanglah kemari," ujar Rasulullah SAW.

Dengan perasaan takut, Syaibah pun mendekat. Rasulullah SAW lalu meletakkan tangannya di dada Syaibah. Rupanya beliau mengerti kalau Syaibah ketakutan dan gemetaran. Beliau mengusap-usap dada Syaibah seraya berdoa,
"Y Allah, lindungilah dia dari bisikan setan." 


Pada saat itu juga, tak ada yang lebih dicintai oleh telinga, mata, dan segenap jiwa Syaibah kecuali Rasulullah SAW. Perasaan benci dan dendam kepada Rasulullah SAW tiba-tiba saja sirna berganti kecintaan yang luar biasa hebatnya. 

"Mari ikut berjuang bersama kami, "kata Rasulullah SAW.
Syaibah langsung berdiri tegak di hadapan Rasulullah SAW. Syaibah lantas melancarkan serangan balik menghantam kaum kafir yang memusuhi Rasulullah SAW dan para sahabat-sahabatnya.







Sumber: http://kisahislamiah.blogspot.com/2014/03/tubuh-rasulullah-saw-dilindungi-petir.html

Saturday, June 21, 2014

Kisah Thalut dan Jalut

Kisah ini terjadi sesudah zaman Nabi Musa di mana Bani Israil telah meminta kepada nabi mereka yaitu Nabi Samuel a.s untuk mengangkat seorang raja untuk memerangi Jalut yang telah mengusir mereka dari kampungnya. Mereka berkata kepada Nabinya:”Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah.” Nabi mereka menjawab: “Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang.” Mereka menjawab: “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?”. Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim.”(QS. Al-Baqarah:246)

Kemudian, Nabi Samuel menyatakan bahwa Allah telah mengangkat Thalut, seorang petani dan peternak miskin dari desa, menjadi raja mereka, dan keputusan itu telah dibangkang sepenuhnya oleh mereka.
 “Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” Mereka menjawab: “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?” Nabi (mereka) berkata: “Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.”(QS. Al-Baqarah:247)

“Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun .”(QS. Al-Baqarah:248). Dimana Tabut adalah suatu peti kayu yang berlapiskan emas.

Ketika Thalut membawa bala tenteranya sejumlah 80 Ribu orang (riwayat lain 300 Ribu orang) untuk melawan tentara Jalut termasuk didalamnya Nabi Daud a.s. Talut berkata: “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku.”(QS. Al-Baqarah:249)

Tibalah mereka pada sebuah sungai antara Urdus (Jordan) dan palestin nafsu mereka mengalahkan segalanya. Banyak dari tentara Thalut melanggar perintah tersebut dengan meminum air sepuas-puasnya pada sungai tersebut. Dan tentara Thalut menyusut menjadi 319 orang (riwayat lain, 313) yang tetap taat terhadap perintah Thalut dengan minum secukupnya.

Setelah itu, mereka meneruskan perjalanan, Thalut dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka yang tidak taat berkata: “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.”(QS. Al-Baqarah:249)

Namun, bagi mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah pula berkata:”Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”(QS. Al-Baqarah:249)

Maka, semakin berkuranglah tentera Thalut yang terus berjuang. Mereka berhasil melewati ujian-ujian Allah. Mereka sangat kuat dan bersemangat. Mereka tidak seperti orang-orang yang luntur iman mereka, yang telah keluar sebelum sempat berhadapan dengan bala tentera Jalut.
Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tenteranya, mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.”(QS. Al-Baqarah:250)

Meskipun dengan jumlah tentara yang sedikit, Thalut tetap maju melawan Jalut. Kedua pasukan pun bertemu dan terjadilah perang tanding satu lawan satu. Daud a.s juga mendapat giliran. Ia berani melawan Jalut, pemimpin pasukan lawan. Melihat sosok kecil Daud a.s, Jalut meremehkannya dengan menggertak, ” Enyahlah kau, aku tidak suka membunuh anak kecil.” Tidak mau kalah, Daud menyahut, ” Aku suka membunuhmu.” Serangan Daud ternyata merepotkan Jalut. Daud mampu mengalahkan, bahkan membunuh Jalut. Dengan demikian, pasukan Thalut memetik kemenangan. Keberhasilan Daud ini menjadi buah bibir di kalangan Bani Israil.

Setelah beberapa tahun berlalu Raja Thalut wafat dan akhirnya Allah memberikan kekuasaan pada Daud menggantikan Talut dan mengangkat Daud menjadi Nabi.
”Kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya .”(QS. Al-Baqarah:251)
Sumber: http://kisahislami.com/2012/10/30/kisah-thalut-dan-jalut/

Kisah Sebuah Doa Dari Sedekah Yang Ikhlas

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, Seorang laki-laki dari Bani Israil telah berkata, Saya akan bersedekah. Maka pada malam hari ia keluar untuk bersedekah. Dan ia a telah menyedekahkannya (tanpa sepengetahuannya) ke tangan seorang pencuri. Pada keesokan harinya, orang-orang membicarakan peristiwa itu, yakni ada seseorang yang menyedekahkan hartanya kepada seorang pencuri.

Maka orang yang bersedekah itu berkata, Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri. Kemudian ia berkeinginan untuk bersedekah sekali lagi. Kemudian ia bersedekah secara diam-diam, dan ternyata sedekahnya jatuh ke tangan seorang wanita (ia beranggapan bahwa seorang wanita tidaklah mungkin menjadi seorang pencuri). Pada keesokan paginya, orang-orang kembali membicarakan peristiwa semalam, bahwa ada seseorang yang bersedekah kepada seorang pelacur. Orang yang memberi sedekah tersebut berkata, Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah sampai ke tangan seorang pezina.

Pada malam ketiga, ia keluar untuk bersedekah secara diam-diam, akan tetapi sedekahnya sampai ke tangan orang kaya. Pada keesokan paginya, orang-orang berkata bahwa seseorang telah bersedekah kepada seorang kaya. Orang yang telah memberi sedekah itu berkata, Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Sedekah saya telah sampai kepada seorang pencuri, pezina, dan orang kaya. Pada malam berikutnya, ia bermimpi bahwa sedekahnya telah dikabulkan oleh Allah swt. Dalam mimpinya, ia telah diberitahu bahwa wanita yang menerima sedekahnya tersebut adalah seorang pelacur, dan ia melakukan perbuatan yang keji karena kemiskinannya. Akan tetapi, setelah menerima sedekah tersebut, ia berhenti dari perbuatan dosanya.

Orang yang kedua adalah orang yang mencuri karena kemiskinannya. Setelah menerima sedekah tersebut, pencuri tersebut berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang ketiga adalah orang yang kaya, tetapi ia tidak pernah bersedekah. Dengan menerima sedekah tersebut, ia telah mendapat pelajaran dan telah timbul perasaan di dalam hatinya bahwa dirinya lebih kaya daripada orang yang memberikan sedekah tersebut. Ia berniat ingin memberikan sedekah lebih banyak dari sedekah yang baru saja ia terima. Kemudian, orang kaya itu mendapat taufik untuk bersedekah. (HR-Bukhari)




Sumber: http://kisahislami.com/2013/05/06/kisah-sebuah-doa-dari-sedekah-yang-ikhlas/

Alasan Ilmiah Kenapa Pria Dilarang Memakai Emas

Atom pada emas mampu menembus ke dalam kulit melalui pori-pori dan masuk ke dalam darah manusia. Jikaseorang pria mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan yaitu di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam kadar yang melebihi batas (dikenal dengan sebutan migrasi emas).
 
Dan apabila ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka akan mengakibatkan penyakit Alzheimer. Sebab ­jika tidak di buang maka dalam jangka waktu yang lama atom emas dalam darah ini akan sampai ke otak dan memicu penyakit alzheimer.
Alzheimer adalah suatu penyakit dimana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental dan fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil. Alzheimer bukan penuaan normal, tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa.salah seorang yang terkena penyakit alzheimer adalah charles bronson, ralph waldo emerson dan sugar ray robinson.
Sedangkan, mengapa Islam memperbolehkan wanita untuk mengenakan emas ?
Jawabannya adalah...
“Wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui menstruasi.” itulah sebabnya islam mengharamkan pria memakai emas dan membolehkan wanita memakai perhiasan emas.
Itulah alasan agama Islam melarang pria memakai emas,ternyata hal ini telah diketahui Nabi Muhammad 1400 tahun yang lalu. Padahal beliau tidak pernah belajar ilmu fisika.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang kaum laki-laki memakai cincin emas.
Al-Bukhari dan Muslim masing-masing dari Al-Bara’ bin Azib Radhiyallahu ‘anhu, bahwa ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki memakai cincin emas di tangannya, maka beliau memintanya supaya mencopot cincinnya, kemudian melemparkannya ke tanah. (HR. Bukhori & Muslim)





Sumber: http://kisahislami.com/2013/09/21/subhanallah-terungkap-alasan-ilmiah-kenapa-pria-dilarang-memakai-emas/

Antara Barokahnya Shalawat dan Seekor Unta

Pada zaman Rasulullah s.a.w., ada seorang Yahudi yang menuduh orang Muslim mencuri untanya. Maka dia datangkan empat orang saksi palsu dari golongan munafik. Rasulullah s.a.w. lalu memutuskan hukum unta itu milik orang Yahudi dan memotong tangan Muslim itu sehingga orang Muslim itu kebingungan. Maka ia pun mengangkat kepalanya menengadah ke langit seraya berkata, “Tuhanku, Engkau Maha Mengetahui bahawa sesungguhnya aku tidak mencuri unta itu.”

Selanjutnya orang Muslim itu berkata kepada Rasulullah s.a.w., “Wahai Rasulullah, sungguh keputusanmu itu adalah benar, akan tetapi mintalah keterangan dari unta ini.”
Kemudian Rasulullah s.a.w. bertanya kepada unta itu, “Hai unta, milik siapakah engkau ini ?” Unta itu menjawab dengan kata-kata yang fasih dan terang, “Wahai Rasulullah, aku adalah milik orang Muslim ini dan sesungguhnya para saksi itu adalah dusta.” Akhirnya Rasulullah s.a.w. berkata kepada orang Muslim itu, “Hai orang Muslim, beritahukan kepadaku, apakah yang engkau perbuat, sehingga Allah Taala menjadikan unta ini dapat bercakap perkara yang benar.” Jawab orang Muslim itu, “Wahai Rasulullah, aku tidak tidur di waktu malam sehingga lebih dahulu membaca selawat ke atas engkau sepuluh kali.”

Rasulullah s.a.w bersabda, “Engkau telah selamat dari hukum potong tanganmu di dunia dan selamat juga dari siksaan di akhirat nantinya dengan sebab berkatnya engkau membaca selawat untukku.”

Memang membaca selawat itu sangat digalakkan oleh agama sebab pahala-pahalanya sangat tinggi di sisi Allah s.w.t. Lagi pula boleh melindungi diri dari segala macam bencana yang menimpa, baik di dunia dan di akhirat nanti. Sebagaimana dalam kisah tadi, orang Muslim yang dituduh mencuri itu mendapat perlindungan daripada Allah s.w.t. melalui seekor unta yang menghakimkannya.









Sumber: http://kisahislami.com/2014/06/19/antara-barokahnya-shalawat-dan-seekor-unta/

Sunday, June 15, 2014

AYAH IBU by Sulis

sukron laki ya umi, sukron laka ya abi
aku gembira aku bahagia bersama ayah bunda
kau satriaku oh abi, srikandiku oh umi
teman sejati dalam hidupku besar pengorbananmu

Tuhan dengar pintaku semoga ayah ibu
dalam curahan kasih sayang cinta-Mu
mohon pada-Mu Tuhan lindungi ayah ibu
senantiasa berada dalam rahmat dan karunia-Mu

sukron laki ya umi, sukron laka ya abi
hidupku ramai hatiku damai bersama ayah ibu

Tuhan dengar doaku, 'ku bersimpuh pada-Mu
jaga ayah dan ibuku
Tuhan dengar doaku, 'ku harap hanya pada-Mu
jaga ayahku jaga ibuku s'lalu
'ku berdoa pada-Mu sayangi ayah ibu
s'moga hidupku dengan ayah ibu harmonis selalu

sukron laki ya umi, sukron laka ya abi
aku gembira aku bahagia bersama ayah bunda
kau setiaku oh abi, perisaiku oh umi
kau pahlawanku kau srikandiku penyejuk hatiku


 




Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=nV6q3QiYKVk